Jaga Kedaulatan Udara, Kok Pakai Pesawat Bekas Amerika?

24 pesawat tempur bekas jenis F-16 EDA (Excess Defence Article) yang dibeli dari Amerika Serikat sejak 2012 lalu, senilai 670 juta dolar, tiba di Tanah Air, kemarin. Pesawat tempur ini siap digunakan untuk menjaga kedaulatan bangsa ini.


 24 pesawat tempur bekas jenis F-16 EDA (Excess Defence Article) yang dibeli dari Amerika Serikat sejak 2012 lalu, senilai 670 juta dolar, tiba di Tanah Air, kemarin. Pesawat tempur ini siap digunakan untuk menjaga kedaulatan bangsa ini.

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengata­kan, meski hanya pesawat be­kas, namun pengadaan pesawat tempur F-16 ini merupakan salah satu wujud upaya pemerintah memperkuat armada tempur TNI AU. Apalagi, pemenuhan kebu­tuhan akan pesawat ini sangat penting dilakukan lantaran jumlah pesawat yang dimiliki TNI AU sejauh ini masih jauh dari standar minimum essential force (MEF).

"Proses penyerahan 24 unit F16 EDA ini juga merupakan bagian dari upaya pemenuhan Alutsista TNI guna menghadapi berbagai dimensi ancaman nyata dan belum nyata yang berpotensi menggangu stabilitas keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Ryamizard di Lanud Iswahjudi, Magetan, kemarin.

Turut hadir Kepala Staf TNI AU Marsekal Yuyu Sutisna, perwakilan Angkatan Udara AS Mayor Jenderal Walter Sams, dan Dubes AS Donovan. Mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) itu pun meyakini, ke­hadiran pesawat tempur bekas jenis F-16 ini akan menambah kekuatan AUdalam menjaga stabilitas keamanan nasional. Mengingat, meskipun bekas, pe­sawat tersebut sudah dilengkapi dengan persenjataan modern yang sangat canggih.

"Jadi kehadiran pesawat ini juga dapat memperkuat jajaran TNI AU yang memiliki tanggung jawab besar menjaga kedaulatan NKRI. Saya minta kepada Panglima TNI beserta staf dan seluruh prajurit untuk merawat dan memelihara alut­sista ini dengan baik agar usia pemanfaatan pesawat ini bisa optimal," ujarnya.

Karena menurut dia, merawat pesawat tempur ini juga sebagai bagian dari bentuk pertanggung jawaban pemerintah setelah menggunakan uang rakyat untuk membeli alutsista modern dan bertekhnologi tinggi ini. Karena itu, Ryamizard juga berpesan kepada Komandan dan Prajurit yang akan mengawaki Pesawat ini, untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin.

"Pahami pengoperasian Pesawat F-16 ini secara tepat dan benar. Laksanakan tugas kalian di udara dengan sebaik-baiknya agar kehadiran kalian di udara mampu menjaga kedaulatan dan keselamatan bangsa, lalu pegang teguh sapta marga, sumpah prajurit dan delapan wajib TNI agar sebagai Prajurit TNI selalu dicintai rakyat," tuturnya.

Seperti diketahui, pengadaan 24 pesawat tempur F-16 ini dimulai pada akhir 2011. Pada Januari 2012, DPR menandatangani Letter Offer and Acceptance (LOA). Sekedar informasi, pembelian pesawat tempur dengan sandi Peace Bima Sena ini merupakan yang terbesar dalam sejarah hubungan TNI AU dengan United States Air Force (USAF) se­nilai USD 670 juta.

Pengiriman pesawat tempur ini dibagi dalam tujuh gelom­bang. Selanjutnya pada 15 Juli 2014, pengiriman pertama se­banyak tiga pesawat tempur F-16. Pesawat ini telah menga­lami peningkatan kemampuan avionik khususnya dalam bidang radar, MMC, dan sistem persen­jataan. 24 pesawat tempur F-16 ini ditempatkan di dua skadron tempur TNI AU, yaitu 12 pesa­wat di Skadron Udara 3 Lanud Iswajudi, Madiun, Jawa Timur dan 12 pesawat di Skadron Udara 16 Roesmin Noerjadin, Pekan Baru dilansir Kantor Berita Politik RMOL. [nat]