IAIN Curup Dituntut Pembayaran Lahan

RMOLBengkulu. Pengadaan lahan untuk pembangunan gedung Akademik Centre (AC) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup yang dibangun tahun 2018 lalu diketahui belum selesai.


RMOLBengkulu. Pengadaan lahan untuk pembangunan gedung Akademik Centre (AC) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup yang dibangun tahun 2018 lalu diketahui belum selesai.


Dimana para pemilik lahan yang dijadikan lokasi pembangunan gedung AC senilai Rp 26 miliar itu belum menerima pembayaran atas pembebasan lahan tersebut.

Salah satu pemilik lahan yang saat ini sudah terdapat bangunan, Bahrul Fuady mengatakan, pembayaran lahan tersebut disepakati tahun 2019 ini, mengingat pada tahun 2018 lalu tidak terdapat alokasi dana pembebasan lahan di IAIN Curup.

"Sebelumnya memang ada kesepakatan, pihak IAIN akan segera melunasi ditahun anggaran 2019, saat ini sudah dipertengahan tahun namun belum juga direalisasikan, kata Bahrun kepada sejumlah awak media, Senin (17/6).

Luasan lahan miliknya yang saat ini sudah terdapat bangunan gedung AC IAIN Curup itu yakni seluas 3.200 meter persegi, dimana dilokasi tersebut juga terdapat lahan milik warga lainnya yang juga belum dibayar.

Diakui Bahrun yang berprofesi sebagai pengacara tersebut, belum lama ini tepatnya hari Rabu (12/6) pihak IAIN Curup sudah mengundang dirinya beserta sejumlah pemilik lahan lainnya untuk menyelesaikan proses pembayaran lahan, hanya saja pertemuan tersebut belum membuahkan keputusan karena harga untuk satuan lahan tersebut belum ketemu titik tengah.

"Kami ingin harganya disesuaikan dengan harga tahun ini, jika tidak ya kami minta bangunan yang sudah berdiri di lahan kami segera dibongkar," pintanya.

Dirinya meminta, pihak IAIN dapat segera melakukan pembayaran atas lahannya tersebut sesuai dengan harga yang diinginkannya sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

Untuk diketahui, proses pembangunan gedung AC IAIN Curup itu telah dilakukan sejak 2018 lalu meski lahan yang digunakan belum selesai dibebaskan, tak hanya itu, proses pembangunan  gedung senilai Rp 26 Milyar yang bersumber dari SBSN Kementrian Agama tersebut juga bermasalah karena tidak rampung dikerjakan, dimana progres pembangunannya tidak mencapai 50 persen. [tmc]