Harga CPO Diproyeksi Sulit Hingga Akhir Tahun, PT SIL Belum Jualan

RMOLBengkulu. Tren harga minyak sawit mentah aliascrude palm oil(CPO) masih melemah sepanjang semester pertama tahun ini. Diselimuti sentimen negatif yang serupa, harga CPO diproyeksi masih akan tertahan hingga akhir tahun.


RMOLBengkulu. Tren harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) masih melemah sepanjang semester pertama tahun ini. Diselimuti sentimen negatif yang serupa, harga CPO diproyeksi masih akan tertahan hingga akhir tahun.

Faisyal, analis Monex Investindo Futures berpendapat, isu perang dagang masih akan menjadi sentimen utama yang memengaruhi gerak harga CPO.

"Pasalnya, kita tahu China merupakan negara konsumen CPO terbesar di dunia. Perang dagang bisa memengaruhi tingkat permintaan China," ujarnya.

Selain itu, Faisyal menilai, sentimen negatif dari kampanye antiminyak sawit di Eropa juga masih akan berpengaruh pada pasar CPO. Meski belum diterapkan, wacana pemberhentian penggunaan CPO di kawasan Eropa ini akan menekan harga CPO lebih lanjut.

Tambah lagi, event-event penopang permintaan dan harga CPO sudah terlewati, antara lain perayaan Tahun Baru China dan Ramadan.

"Di semester kedua cenderung minim sentimen penopang," kata Faisyal.

Sedikitnya, harga CPO masih berpotensi sedikit terdorong jika mata uang ringgit terdepresiasi. Faisyal juga mengatakan, harga CPO masih akan tertopang imbas kenaikan harga minyak mentah dunia yang sudah reli sejak awal tahun ini.

Kendati demikian, Faisyal memproyeksi harga CPO di paruh kedua tahun ini masih akan melemah. Prediksinya, harga CPO akan bergerak dalam rentang RM 2.080-RM 2.445 sepanjang semester kedua.

Akhir tahun, harga CPO berpotensi ditutup pada level RM 2.200-RM 2.250 per metrik ton, level yang tidak jauh lebih tinggi dari posisi harga saat ini.

Mendag Isyaratkan Lawan Kampanye Negatif

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengisyaratkan Indonesia melawan kampanye negatif dari negara Uni Eropa terhadap produksi crude palm oil (CPO) yang dihasilkan dari perkebunan sawit.

Usai Dialog Nasional ke-14 dengan tema "Indonesia Maju" di Medan Internasional Convention Centre.

Melalui pendekatan dan komunikasi yang dilakukan, Uni Eropa sudah mengundurkan larangan masuk CPO dari Indonesia hingga 2030.

Kalau disebutkan melakukan "deforestasi", Indonesia ingin adanya kesepakatan bersama mengenai istilah tersebut, serta hubungan dan konsekuensinya dengan vegetable oil yang lain.

Namun, jika sampai Uni Eropa menunjukkan ketidakadilan, politisi Partai Nasdem itu menyatakan siap menunjukkan hal yang serupa sebagai menteri.

"Saya langsung bicara, saya undang dubesnya. Saya bilang, saya hentikan (membeli produk) anda. Mereka berdalih karena parlemennya, saya pun bisa bilang bahwa saya juga dituntut parlemen saya," katanya.

Tunggu FFA 4 persen

Salah satu pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Bengkulu Utara, PT Sandabi Indah Lestari (SIL) belum menjual CPO-nya. Pihak PT SIL masih terkonsentrasi menunggu FFA turun hingga 4 persen, yang sebelumnya masih berada di 5 persen sejak berhenti beli tandan buah segar (TBS) sawit petani, hari ini.

"Belum jualan, tunggu FFA turun sampe 4 persen, kalo harga ya tergantung dengan harga saat transaksi nanti, kalo turun ya rugi, kalo naik alhamduillah," ujar GM PT SIL, Hendro Prasetyo, kepada RMOLBengkulu, Jumat (6/7).[nat]