Demokrat Tak Ikut-ikutan, Meskipun Poros Tiga Kecil Kemungkinan

RMOL. Ketimbang bergabung dengan koalisi petahana Joko Widodo dan koalisi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Demokrat lebih condong membentuk koalisi baru. Meski Partai Demokrat hingga saat ini masih belum menentukan sikap terkait Pemilihan Presiden 2019.


RMOL. Ketimbang bergabung dengan koalisi petahana Joko Widodo dan koalisi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Demokrat lebih condong membentuk koalisi baru. Meski Partai Demokrat hingga saat ini masih belum menentukan sikap terkait Pemilihan Presiden 2019.

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsudin menegaskan bahwa sikap itu dilakukan karena sebagai partai yang pernah berkuasa selama 10 tahun, mereka tak ingin hanya ikut-ikutan.

"Tidak seperti karnaval yang membebek orang-orang ke kiri kita ke kiri, orang ke kanan kita ke kanan. Bagaimana pun 10 tahun di kekuasaan, kami ingin melanjutkan program-program kami berkelanjutan, kalau ada yang kurang kita perbaiki," katanya dalam diskusi bertajuk 'Berburu Cawapres dan Sidang MK' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/5).

Selain itu, Didi juga ingin partainya mendapatkan dampak positif dari dukungan yang akan mereka berikan nanti. Konkretnya adalah dampak elektoral partainya bertambah.

Menurut banyak survei, parpol yang bertambah dampak elektoralnya hanyalah parpol yang memiliki calon presiden, dalam hal ini PDIP karena Jokowi, dan Gerindra karena Prabowo.

"Alangkah ruginya kalau kita ikut dukung mendukung tapi kita enggak dapat dampak elektoral," ujar Didi seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL.

Untuk itu, anak buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini pun mengajak partai-partai lain untuk menginisiasi pembentukan poros baru yakni di luar Jokowi dan Prabowo.

"Meskipun poros ketiga kecil kemungkinan. Tapi makin banyak pilihan makin bagus untuk demokrasi dan partai-partai yang ada itu bagus juga. Saya mengajak kita, sahabat-sahabat partai yang ada untuk cerdas," pungkas Didi. [nat]