AKI Beri Dampak Ekonomi di Kota Bengkulu

Foto/Repro
Foto/Repro

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berharap gelaran pameran UMKM kreatif Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) bisa membawa dampak bagi perekonomian khususnya di bidang kreatif sehingga dapat menjadi kegiatan yang tepat sasaran dan berkelanjutan.


Menurut Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himan, tujuan diselenggarakan AKI 2023 ini bermaksud untuk memberikan kesempatan kepada pelaku kreatif untuk diberikan pelatihan. 

Para finalis AKI 2023 merupakan hasil dari kurasi dengan total pendaftar 7.000 UMKM-ekraf, Dan menghasilkan finalis sebanyak 20 UMKM pilihan, yang berfokus di UMKM kuliner, kriya, fashion, game, musik hingga film.

“Kita memberikan kesempatan pada pelaku kreatif kabupaten/kota di Bengkulu dan provinsi tetangga untuk bisa diberikan pelatihan untuk peningkatan kapasitas, sekaligus pameran karya,” kata Neil Himan, saat menghadiri AKI di Kota Bengkulu, Sabtu (15/7). 

Kata Neil Himan, ekonomi kreatif saat ini terus berkembang pesat. Hal ini terbukti dari tiga subsektor ekonomi kreatif yang menjadi penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

“Sektor ekonomi kreatif menyumbang terbesar ketiga di dunia untuk Indonesia, dengan sub sektor unggulannya, fashion, kriya, dan kuliner,” beber Neil Himan. 

Kemenparekraf berharap ke depannya AKI bisa menjangkau para pelaku ekonomi kreatif yang ada di daerah-daerah.

Nantinya, kata lanjut Neil Himan, para finalis AKI akan dikumpulkan di platform digital agar perkembangan mereka bisa dipantau. 

"Dengan dikumpulkan di platform digital, kami berharap bisa memantau perkembangan usaha mereka. Mereka punya kesempatan yang sama untuk menampilkan karya,” terangnya.

Para pelaku ekraf yang mengikuti AKI diungkap piawai memanfaatkan platform digital, baik pemasaran maupun transaksional nya. Pelaku ekraf itu diharapkan sadar dengan hak kekayaan intelektualnya.

Selain itu, cermat melihat peluang menjadi karya dapat dilihat secara langsung bagaimana para finalis menampilkan potensi kearifan lokalnya seperti batik Kagano atau Kaganga-Enggano dari Kabupaten Bengkulu Utara, olahan gurita dari Kabupaten Kaur, lebah madu dan gula merah semut dari Kabupaten Rejang Lebong, serta olahan susu sapi segar dari Kota Bengkulu.

“Semoga UMKM akan naik kelas dan semoga kegiatan ini berdampak positif pada perekonomian kreatif yang tepat sasaran dan berkelanjutan. Bersama mari kita majukan produk lokal,” tutupnya.