Wisatawan Diminta Waspada Saat Cuaca Ekstrem, Berikut Titik-titik Rawan Bencana di Lebong

Kalak BPBD Kabupaten Lebong, Tantomi/RMOLBengkulu
Kalak BPBD Kabupaten Lebong, Tantomi/RMOLBengkulu

Para pengunjung sejumlah destinasi wisata di wilayah Kabupaten Lebong, diimbau mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang bisa menyebabkan bencana. Tingginya curah hujan disertai angin mengakibatkan rawan banjir dan longsor.


Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Tantomi meminta masyarakat dan wisatawan mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang masih bakal terjadi sampai akhir April mendatang.

"Kita mewaspadai potensi bencana banjir, banjir bandang, dan longsor itu masih mungkin terjadi sampai akhir April," ujar Tantomi, Kamis (11/4).

Tantomi menuturkan, cuaca ekstrem biasanya terjadi secara tiba-tiba. Misalnya sejak pagi sampai siang cuaca cenderung panas, menjelang sore bisa tiba-tiba hujan sangat deras disertai angin kencang.

"Kadang panas terus tiba-tiba hujan deras,. Mungkin di satu kecamatan hujan tetapi di wilayah kecamatan lain tidak hujan atau sebaliknya, jadi ini harus lebih diwaspadai," tutur Tantomi.

Tantomi menjelaskan, hasil pendataan wilayah yang rawan bencana di daerah itu. Berdasarkan data setempat, terdapat 45 titik rawan banjir dan 39 titik rawan longsor.

Diantaranya, 45 titik rawan banjir itu meliputi Kecamatan Lebong Utara sebanyak 7 titik. Kecamatan Amen ada 6 titik, Uram Jaya 6 titik, Kecamatan Pelabai 2 titik, Lebong Atas 1 titik, Pinang Belapis 1 titik, Lebong Tengah 3 titik, Lebong Sakti 5 titik, Bingin Kuning 9 titik, Lebong Selatan 2 titik, dan Kecamatan Rimbo Pengadang sebanyak 3 titik.

Sementara itu, lanjutnya, untuk titik rawan longsor meliputi Kecamatan Lebong Utara ada 4 titik, Kecamatan Pelabai ada 5 titik, Lebong Atas 3 titik, Pinang Belapis 11 titik, Lebong Tengah 2 titik, Lebong Sakti 1 titik, Lebong Selatan 3 titik, Rimbo Pengadang 5 titik, dan Kecamatan Topos ada 5 titik rawan longsor.

"Salah satu antisipasi kita melakukan pembentukan Destana, dan penguatan SDM, dan penguatan koordinasi lintas sektor sebagai bentuk antisipasi jika sewaktu-waktu adanya bencana," demikian Tantomi.