Uji Ketangguhan Tanggap Bencana Melalui Pacific Partnership

RMOL. Tim Pacific Partnership 2018 melakukan simulasi bencana,yang dilakukan di tiga titik, yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bengkulu, Gedung Olahraga, dan laut bengkulu dengan menggunakan Kapal USNS Mercy milik tentara Amerika.


RMOL. Tim Pacific Partnership 2018 melakukan simulasi bencana,yang dilakukan di tiga titik, yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bengkulu, Gedung Olahraga, dan laut bengkulu dengan menggunakan Kapal USNS Mercy milik tentara Amerika.

"Simulasi ini adalah rangkaian kegiatan Pacific Partnersip dan semuanya berjalan sukses," ujar Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pacific Partnership Koloenel Laut (K) dr. Suswardana, di RSUD Kota Bengkulu. Senin (9/4).

Dia mengatakan kegiatan yang dilangsungkan hampir bersamaan semuanya untuk menguji kesiapan seluruh stakeholders dalam menghadapi bencana yang ada di Bengkulu. Sehingga apabila suatu saat nanti terjadi bencana sungguhan bisa lebih siap.

"Apabila terjadi bencana sungguhan mereka tahu apa yang akan dibantu dan bagaimana caranya menghubungi siapa sehingga tidak akan terjadi masalah yang tidak diinginkan," ungkapnya.

Adapun skenario yang dirancang dalam simulasi ini adalah terjadi gempa 5,1 SR. Gempa bumi ini mengakibatkan runtuhnya sebagian gedung di GOR dan kebakaran di RSUD.

Petugas rumah sakit kemudian melakukan pemadaman api yang semakin besar, kemudian menghubungi BPBD dan meminta pertolongan pemadam kebakaran, SAR dan RS lapangan Denkesyah (Detasemen Kesehatan Wilayah), serta melakukan upaya evakuasi pasien ke tempat yang aman. Begitu juga ada beberapa korban yang dievakuasi ke USNS Mercy.

Tim pemadam kebakaran setelah tiba di lokasi segera melakukan pemadaman api di lantai 3. Tim SAR melakukan bantuan untuk mengecakuasi pasien di daerah reruntuhan bangunan. Tim kebakaran juga melakukan penyelamatan
evakuasi pasien dari lantai rumah sakit yang terbakar.

Teknik rapling vertikal oleh tim SAR serta evakuasi dengan tangga dan luncuran oleh Tim Pemadam Kebakaran. Evakuasi pasien juga dilakukan oleh petugas kesehatan yang berdinas dari bagian gedung yang mengalami kebakaran. Tim keamanan RS membantu pelaksanaan evakuasi pasien dan melakukan pengamanan RS.

Sementara itu, Tim RS lapangan dari Denkesyah Bengkulu mendirikan RS lapangan untuk menyiapkan ruang guna menampung pasien RS dan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien. Korban yang diselamatkan oleh Tim SAR dan pemadam diidentifikasi oleh Tim DVI selanjutnya dilakukan pelaporan.

"Jadi dilatihkan petugas melakukan berbagai cara mengevakuasi pasien. Misalnya tadi sudah dilihat ada yang melalui meluncur, melalui rapling, dan lainnya. Ini juga diperlukan untuk rumah sakit, karena Rumah Sakit perlu menguji Hospital disaster plan mereka," ungkap Suswardana.

Suswardana sendiri mengaku sangat puas dengan hasil simulasi ini. Bahkan ia menilai hasil simulasi lebih bagus dari ekspektasinya.

"Hasilnya sudah sangat bagus," kata dia.

Sementara itu, Penanggung Jawab Simulasi Bencana Pacific Parnership, Dewey, mengatakan simulasi ini sangat baik untuk tim dari Amerika dan Indonesia. Dari simulasi ini koordinasi dan kerjasama antar stakeholder bisa terus ditingkatkan.

"Dengan simulasi ini kami bisa tahu seberapa kami harus membantu kalau nanti terjadi bencana di sini," ucapnya.

Dia juga mengucapkan terimakasih kepada semua kru, unsur pemerintah dan masyarakat yang telah mendukung kegiatan Pacific Partnership. "Mereka sangat menyambut kami dengan baik dalam menjalankan program ini," tutupnya. [adv]