RSUD Kota Bengkulu Operasi 21 Pasien Bibir Sumbing Secara Gratis

RMOLBengkulu. Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) kota Bengkulu yang bekerjasama dengan yayasan Smile trains hari ini melakukan kegiatan Bakti Sosial operasi bibir sumbing dan langit sumbing secara gratis yang di laksanakan di RSUD kota Bengkulu.


RMOLBengkulu. Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) kota Bengkulu yang bekerjasama dengan yayasan Smile trains hari ini melakukan kegiatan Bakti Sosial operasi bibir sumbing dan langit sumbing secara gratis yang di laksanakan di RSUD kota Bengkulu.

Berdasarkan hasil screning dari dokter anak dan dokter penyakit dalam yang dinyatakan layak untuk melakukan operasi bibir sumbing dan langit-langit sumbing pada hari ini tercatat  Sebanyak 21 pasien yang dapat melakukan operasi, dari 21 pasien tersebut tidak terfokus  kepada pasien dari kota bengkulu saja, namun juga terdapat pasien dari kabupaten lain seperti kabupaten, Muko-Muko, Rejang Lebong,dan Bengkulu Utara.

Saat ditemui oleh RMOL Bengkulu di rungannya Direktur Rumah Sakit Daerah Kota bengkulu, Dr.Lista cerlyviera, menyampaikan bahwa operasi yang dilaksanakan pada hari ini 75 % adalah anak-anak.

"Sebenarnya untuk kasus bibir sumbing dan langitan ini memang ada step-step agar lebih baik, makanya disini lebih banyak anak-anak, mulai dari umur 1,8 tahun dan untuk dipersentasikan 75% pasien untuk hari ini adalah anak-anak," tutur Lisat, Jumat  (11/5).

Terkait pelaksanaan opersai yang dilakukan pada hari ini pihak RSUD kota yang bekerjasam dengan yayasan smile trains mendatangkan langsung dokter spesialis dari Palembang , yaitu dokter bedah plastik rekontruksi.

Dengan dilaksankannya kegiatan bakti sosial operasi bibir sumbing dan langit-langit sumbing pada hari ini, orang tua dari pasien ini juga berharap kepada pemerintah khusunya rumah sakit di kota Bengkulu untuk terus dapat melaksanakan kegiatan ini setiap tahunnya.

"Harapan saya semoga kegiatan ini terus berlanjut setiap tahunnya karena menurut saya kegiatan ini baik sekali untuk membantu penderita dan juga keluraga, karena terkadang penderita ini bukan termasuk dari golongan yang mampu untuk melakukan opersai kapan saja, saya sebagai orang tua dari penderita juga ingin melihat anak saya tersenyum layaknya anak-anak normal lainnya," punggkas orang tua penderita, Rizal oktariansyah. [ogi/lia]