Pemkab Bengkulu Selatan Gratiskan Seragam Sekolah Siswa Miskin

RMOLBengkulu. Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan di bawa komando Plt Bupati, Gusnan Mulyadi terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan yang merata bagi masyarakat. Program Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDa) terus digulirkan. Jika tahun-tahun sebelumnya program BOSDa difokuskan untuk menggratiskan buku-buku pelajaran siswa, tahun 2019 ini BOSDa menyasar program seragam gratis bagi siswa yang kurang mampu (miskin).


RMOLBengkulu. Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan di bawa komando Plt Bupati, Gusnan Mulyadi terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan yang merata bagi masyarakat. Program Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDa) terus digulirkan. Jika tahun-tahun sebelumnya program BOSDa difokuskan untuk menggratiskan buku-buku pelajaran siswa, tahun 2019 ini BOSDa menyasar program seragam gratis bagi siswa yang kurang mampu (miskin).

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bengkulu Selatan, Susmanto melalu Kasubag Perencanaa, Evaluasi dan Pelaporan, Titi Suwarni menyampaikan bahwa ada tiga jenis seragam sekolah yang akan dibiayai oleh BOSDa. Yakni seragam Merah Putih untuk SD  atau Biru Putih untuk SMP, seragam olahraga dan seragam pramuka.

"Ada tiga fokus pembiayaan BOSDa tahun ini. Pertama seragam sekolah, kedua untuk membeli laptop sekolah dan ketiga untuk biaya kegiatan kesiswaan. Untuk prioritas diutamakan dulu seragam sekolah, sisanya baru digunakan untuk laptop dan kesiswaan," jelas Titi.

Pada APBD 2019 ini, sambung Titi Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan kembali menganggarkan Rp 4,2 Miliar untuk BOSDa. Sama dengan tahun 2018 lalu.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, alokasi BOSDa untuk sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa. Rp10 ribu/siswa untuk Sekolah Dasar dan Rp20 ribu/siswa untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Kalau tahun ini nilai BOSDa yang akan digelontorkan ke sekolah berdasarkan usulan yang masuk. Kita sudah sosialisasi ke KKS dan MKKS terkait BOSDa ini. Terhitung satu minggu, mulai Senin ini kami di Dikbud mulai menerima usulan dan nama-nama siswa yang kurang mampu dari sekolah," demikian Titi. [nat]