PBB: Yusril Pengacara Jokowi, Kenapa Gerindra Kebakaran Jenggot?

RMOLBengkulu.Petinggi Partai Gerindra dinilai semakin panik dan kebakaran jenggot menyaksikan manuver Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.


RMOLBengkulu. Petinggi Partai Gerindra dinilai semakin panik dan kebakaran jenggot menyaksikan manuver Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.

Wasekjen PBB Bidang Komunikasi dan Opini Publik, Solihin Pure menjelaskan kepanikan petinggi Gerindra bisa dilihat dari pernyataan yang keluar dari para elitnya.

Salah satunya Wasekjen Partai Gerindra yang juga Timses Prabowo-Sandi, Andre Rosiade yang menyatakan Yusril dukung Jokowi-Ma'ruf, maka Kader PBB di akar rumput akan dukung Prabowo.

Menurut Solihin, pernyataan tersebut merupakan klaim sepihak. Ia juga heran Gerindra panik dengan pertemuan Yusril dengan Joko Widodo di Istana Bogor. Padahal pertemuan tersebut hanya biasa saja. Terlebih Yusril merupakan tim kuasa hukum pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Bang Yusril temui Presiden Jokowi sebagai Lawyer, kenapa Gerindra yang kebakaran jenggot dan makin jago menjadi tukang klaim?” ujar Solihin dalam pesan elektroniknya, Sabtu (1/12).

Solihin menilai sangat tidak pantas petinggi Partai Gerindra menggiring opini ke publik bahwa akar rumput PBB akan mendukung Prabowo-Sandi. Apalagi opini tersebut diberi bumbu bahwa Yusril dan DPP PBB dukung Jokowi.

Di sisi lain, sambungnya, DPP PBB sendiri belum menentukan dukungan terhadap kandidat capres dan cawapres.

"Belum juga PBB tentukan arah dukungan di pilpres, kok Gerindra sudah mulai ‘gergaji’ PBB dan Yusril. Panik ya menyaksikan manuver Bang Yusril?" cetusnya.

Lebih lanjut, Solihin menjelaskan PBB merupakan partai Islam yang sangat demokratis. Sebagai Ketum, Yusril telah ditetapkan sebagai capres dari PBB dan jika tidak bisa maju capres maka kewenangan itu sepenuhnya diserahkan ke Yusril sebagai ketum untuk menentukan arah kebijakan partai terkait dengan dukungan capres.

Dalam mengambilkan keputusan tersebut, sambung Solihin, Yusril terlebih dahulu meminta pertimbangan dan masukan dari Majelis Syura PBB, DPW dan DPC PBB se-Indonesia sebagai pertimbangan untuk menentukan arah dukungan PBB di pilpres.

"Saran dan masukan itu yang baru akan diputuskan setelah PBB menggelar rakornas pada januari tahun depan," ujarnya.

Solihin menambahkan jika telah diputuskan untuk mendukung Jokowi, maka kader PBB di akar rumput akan patuh dengan putusan DPP. Begitu juga jika keputusan dari rakornas mendukung Prabowo maupun tidak mendukung kedua-duanya, maka kader PBB harus mengikuti keputusan partai.

Namun demikian, jika ada kader yang berbeda padangan dengan keputusan partai, DPP tidak akan serta merta memecat kader partai yang tak sejalan, sebab hal tersebut biasa terjadi dalah sebuah organisasi partai politik.

"Tujuan utama PBB adalah lolos parlemen dan memiliki perwakilan di DRR, terpenuhinya anggota DPRD Provinsi dan Kab/Kota di seluruh Indonesia," pungkas Solihin. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]