Fenomena partai politik yang hanya mengusung calon wapres untuk disandingkan dengan petahana Presiden Joko Widodo menimbulkan pertanyaan. Sebab, terkesan jelas tidak ada regenerasi maupun upaya mencari pemimpin di sebuah partai.
- 6 Eks Narapidana Dapat SKCK, Nekat Nyaleg Ini Konsekuensinya
- Jokowi: Jangan Sampai Kita Pecah Karena Urusan Pilkada Dan Pilpres
- Angka Golput Masih Proses Perhitungan
Baca Juga
Fenomena partai politik yang hanya mengusung calon wapres untuk disandingkan dengan petahana Presiden Joko Widodo menimbulkan pertanyaan. Sebab, terkesan jelas tidak ada regenerasi maupun upaya mencari pemimpin di sebuah partai.
"Ini kritik untuk para parpol, kenapa kok tidak pada pede (percaya diri) mengusung calonnya sebagai capres," ujar Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Irfan Ahmad Fauzi, di Jakarta, Jumat (9/3). dikutip Kantor Berita Pemilu KBPRI.
Dia mengatakan, partai seperti itu lebih baik menjadi organisasi kemasyarakatan saja.
Meski begitu, Irfan tidak mmeungkiri jika ada calon pemimpin yang sesuai kriteria KAMMI, dan dianggap pantas membawa kepentingan umat Islam ke depan.
"Saya tidak mau menyebut sosok. Tapi paling tidak, sosok tersebut harus memiliki keberanian untuk tampil dan apa visinya," jelasnya.
Rakyat lah yang nantinya menguji layak atau tidaknya seorang calon pemimpin di Pilpres 2019.
"Hal ini bagian dari upaya untuk mencari yang terbaik dari yang baik," kata Irfan.
Belakangan muncul beberapa nama yang dielukan oleh entitas muslim di untuk menjadi calon pemimpin. Antara lain, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Tuan Guru Bajang, Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, Romahurmuziy, dan beberapa lainnya. [ogi]
- Alih Status Pegawai KPK Menjadi ASN Seharusnya Lebih Simpel
- Pengamanan Melekat 230.169 Lembar Surat Suara Pilwakot Bengkulu
- Pemerintah Kuatkan Ketahanan Pangan Sekaligus Tingkatkan Kesejahteraan Petani