Libatkan Lintas Sektor Kaji Banjir Dan Longsor

RMOLBengkulu. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebong, Eddy Ramlan, mengungkapkan, perlu melibatkan lintas sektoral untuk mengatasi bencana, seperti banjir dan longsor yang terus melanda wilayah Kabupaten Lebong.


RMOLBengkulu. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebong, Eddy Ramlan, mengungkapkan, perlu melibatkan lintas sektoral untuk mengatasi bencana, seperti banjir dan longsor yang terus melanda wilayah Kabupaten Lebong.

Menurut dia, banjir yang terjadi di wilayah tersebut akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan sejumlah aliran sungai dan saluran air meluap.

Begitu juga dengan longsoran yang kerap menimbun jalan di jalur lintas antar Kabupaten dikarenakan berada di kawasan tebing yang rawan longsor dan butuh perbaikan.

"Kita khawatir juga dengan kondisi ini.Yang jelas, perlu ada kajian. Tidak bisa diselesaikan oleh satu OPD melainkan melibatkan lintas sektor," katanya, kemarin (11/2).

Dia mencontohkan, seperti bencana tanah longsor butuh pembangunan tebing penahan tanah. Termasuk banjir kemungkinan butuh dibangun tanggul dan DAM di sepanjang aliran sungai.

"Misalnya bangun pelapis mungkin bisa diakomodir Dinas PUPRP. Dari segi penghijauan bisa melibatkan Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup. Termasuk Dinas Pertanian dan BPBD," tambah Edi.

Ia mengaku, Bappeda kedepannya akan membuat rumusan kajian khusus dengan melibatkan semua pihak untuk mencarikan solusi tersebut. Dengan harapan, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan skala prioritas setiap program OPD.

"Paling tidak kedepan kita ada dasar kebijakan untuk buat program. Apakah dibangun pelapis dulu, atau penghijauan dulu. Yang jelas, tiap OPD ada tahapannya masing - masing," tutup Eddy.

Untuk diketahui, sejak seminggu terakhir ini terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Lebong. Akibatnya terjadi luapan air di beberapa aliran sungai dan selokan air.

Selain menggenangi rumah warga di beberapa titik, luapan air menyebabkan 18 hektare sawah milik 26 warga di Desa Tabeak Kauk, Kecamatan Lebong Sakti, terendam. Akibatnya, banyak warga mengalami gagal panen.

Begitu pula dengan sejumlah saluran irigasi di beberapa titik juga ikut jebol. Termasuk aliran Sungai Bioa Nge'ai  turut juga sering meluap ke pemukiman dan sawah milik warga Kecamatan Lebong Tengah.

Dampak lain yaitu terdapat dua titik jurang curam baru dengan panjang sekitar 10 meter dan kedalaman 6 meter di akses jalan Kelurahan Tanjung Agung, Kecamatan Pelabai.

Termasuk ruas jalan di Desa Suka Datang 1, Kecamatan Pelabai, ambles. Putusnya akses itu karena jembatan ambruk dengan panjang sekitar 12 meter dan tinggi 6 meter.

Di sejumlah titik tepatnya di Kecamatan Amen dan Kecamatan Lebong Utara, jalan mulai banyak berlubang dan ambles. Ukurannya bervariasi mulai diameter 40 hingga 100 cm.

Bahkan, dalam beberapa hari terakhir ini material longsor kerap turun menutupi badan jalan lintas Lebong menuju Rejang Lebong dan Bengkulu Utara. [ogi]