Lembaga Survei Abal-abal Dicuekin Saja

RMOLBengkulu. Komisioner KPU Hasyim Asyari, meminta agar lembaga survei abal-abal yang tidak menggunakan metodologi sebagaimana lazimnya dalam teori tidak mesti dijadikan patokan.


RMOLBengkulu. Komisioner KPU Hasyim Asyari, meminta agar lembaga survei abal-abal yang tidak menggunakan metodologi sebagaimana lazimnya dalam teori tidak mesti dijadikan patokan.

Apalagi, peran lembaga survei kerap dinilai sangat penting menjelang pemilihan seperti Pemilu serentak 2019 mendatang. Padahal, di lain hal lembaga survei merupakan bisnis yang menjanjikan, sehingga tidak heran apabila bermunculan lembaga survei abal-abal.

Begitu dikemukakan Komisioner KPU Hasyim Asyari di sela-sela diskusi publik bertajuk "Survei dan Demokrasi" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3).

"Lembaga survei kayak gini dicuekin saja. Enggak usah ditanggapi dan media enggak usah ikut mempublikasikan. Ini keluar dari mainstream keahlian lembaga survei," kata Hasyim.

Dijelaskannya, lembaga survei sepatutnya mendeklarasikan latar belakang serta rekam jejaknya. Sehingga stigma publik yang meragukan profesionalitas dan kapabilitasnya dapat terbantahkan.


"Lembaga-lembaga survei ini yang paling penting bersedia mempublikasikan tentang profil lembaga survei tersebut, kemudian kalau ada biaya yang digunakan untuk survei itu darimana, kemudian metode seperti apa. Bagi kami yang penting itu. Untuk menjaga kredibilitas lembaga survei tersebut," jelas Hasyim dilansir Kantor Berita Politik RMOL.

Bertindak sebagai pembicara dalam diskusi itu, yakni Prof Hamdi Muluk (Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia), Abdul Manan (Ketua Aliansi Jurnalis Independen) dan Afrimadona (peneliti senior Populi Center). [tmc]