Bengkulu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus

RMOL. Bengkulu bukan daerah miskin seperti yang selama ini dibincangkan, namun Bengkulu adalah berlian berbalut lumpur, hal ini disampaikan Plt. Gubernur Bengkulu saat membuka forum Investasi Bengkulu, Kamis (16/11). Forum Investasi Bengkulu ini pertama kali dilakukan dengan tujuan menjadikan Bengkulu sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).


RMOL. Bengkulu bukan daerah miskin seperti yang selama ini dibincangkan, namun  Bengkulu adalah berlian berbalut lumpur, hal ini disampaikan Plt. Gubernur Bengkulu saat membuka forum Investasi Bengkulu, Kamis (16/11). Forum Investasi Bengkulu ini pertama kali dilakukan dengan tujuan menjadikan Bengkulu sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Dihadapan puluhan investor dari Jakarta, Rohidin menjelaskan berbagai potensi
dimiliki Bengkulu sehingga sangat menjanjikan untuk menanamkan investasi. Berbaga potensi itu diantaranya sumber daya alam khususnya komoditas perkebunan, Bengkulu memproduksi CPO dengan memiliki kapasitas sebesar mencapai satu juta ton pertahunnya. Selain itu Bengkulu juga merupakan daerah penghasil kopi terbesar ke tiga di Indonesia.

Potensi sumber daya alam yang dimiliki Bengkulu ini, juga didukung oleh infrastruktur lain yang sangat diperlukan untuk menjadikan Provinsi Bengkulu sebagai kawasan ekonomi khusus diantaranya yakni listrik. Data mencatat dalam dua hingga tiga tahun mendatang Bengkulu akan mampu menjadi daerah swasembada listrik,ini didukung oleh keberadaan Pembangkit Tenaga Lisrik Uap (PLTU) di kawasan Pulau Baii dengan kapasitas 2x100 mega watt. Serta Pembangkit Listrik Panas Bumi yang sedang dibangun oleh PT. Pertamina Energi di Kabupaten Lebong.

"Potensi ini sangat luar biasa, saya kira Bengkulu menjadi tempat yang tepat untuk para investor sekalian menanamkan investasi.Saya membuka pintu selebar-lebarnya dan mendukung investor yang ada di luar negeri dan dalam negeri untuk datang ke Bengkulu," ujar Rohidin.

Selain itu, Rohidin juga menyampaikan infrastrutur yang paling mendukung yakni Begkulu memiliki pelabuhan terbesar dan satu-satunya pelabuhan yang menghadap samudera hindia di Indonesia yakni Pelabuhan Pulau Baai dengan luas mencapai 1.200 hektare. Sedangkan dari segi perizinan, Rohidin juga memastikan akan memberikan akses yang mudah bagi para investor untuk menanamkan modalnya.

Untuk mendukung langkah positif ini General Manager Pt. Pelindo II Bengkulu
Drajat Sulistyo mengungkapkan dalam waktu dekat akan mengembangkan alur
pelabuhan yang saat ini terjadi pendangkalan. Pengembangan alur pelabuhan ini nantinya akan menjadi pintu masuk bagi para investor untuk memulai investasinya, dengan demikian langkah keluar masuknya barang industri akan sangat mudah. Pengembangan alur pelabuhan ini sendiri telah mendapt persetujuan dari dewan direksi dan akan ditinjau langsung menteri BUMN.

Selain itu, pengembangan terminal batu bara dengan kapsitas mencapai 30 juta
ton juga telah disetujui oleh dewan direksi Pelindo, terminal ini nantinya juga akan didukung oleh pembangunan rel kereta dari Kota Padang menuju Pelabuhan Pulau Baai.

Serta yang paling potensial yakni Pelabuhan Pulau Baai akan menjadi terminal
hewan dan Bengkulu akan menjadi pusat karantina hewan, yang artinya seluruh impor sapi di Indonesia akan masuk terlebih dahulu ke Bengkulu.

"Semua rencana ini sudah final di Kementrian BUMN, Ini menjadi potensi usaha
besar bagi para investor untuk berinvestasi," jelas Drajat Sulistyo.

Hal senada disampaikan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu Endang
Sumantri. Menurutnya, sudah seharusnya para investor menanamkan modalnya di Bengkulu, karena jaminan regulasi terbaik telah diberikan pemerintah daerah dan Bank Indonesia telah menjadikan Pelabuhan Pulau Baai sebagai project yang clear and clean.

"Pertumbuhan ekonomi Bengkulu hingga akhir tahun ini diperkirakan pada angka 5,01 persen, dengan tingkat inflasi sekitar 3,77 persen. Artinya kalau investor menanamkan modalnya 100 rupiah, maka asetnya akan berkembang hingga 105, sehingga pertumbuhan kesejahteraan investor bisa mencapai 2 persen, dan ini sangat menjanjikan," papar Endang Sumantri.

Dengan dijadikannya Bengkulu sebagai Kawasan Ekonomi Khusus nantinya pertumbuhan ekonomi Bengkulu akan berkembang pesat, yang berujung pada
kesejahteraan masyarakat yang meningkat pula. Ini menjadi harapan bersama untuk Bumi rafflesia yang saat ini bersusia 49 tahun.[M07/ADV]