Arkeolog Temukan Keju Berusia 3.000 Tahun Di Mesir

RMOLBengkulu. Sebuah tim dari Universitas Catania di Italia menemukan keju di makam Ptahmes, yakni walikota Memphis abad ke-13 Sebelum Masehi. Keju ditemukan dibungkus dengan kanvas di dalam botol yang rusak.


RMOLBengkulu. Sebuah tim dari Universitas Catania di Italia menemukan keju di makam Ptahmes, yakni walikota Memphis abad ke-13 Sebelum Masehi. Keju ditemukan dibungkus dengan kanvas di dalam botol yang rusak.
Berita Terkait
Menurut penelitian tim yang diterbitkan dalam jurnal Analytical Chemistry, temuan ini bisa menjadi keju paling kuno yang pernah ditemukan,

"Para arkeolog menduga itu adalah jenis makanan yang tersisa untuk pemilik makam dan mereka memutuskan untuk meminta analisis kimia," kata penulis utama Enrico Greco, seorang pemimpin di bidang baru penemuan makanan kuno yang dikenal sebagai ‘archaeofood.’

Orang Mesir kuno mungkin menghindari serangan penyakit yang berpotensi mengancam jiwa dengan tidak mengonsumsi keju, setelah para peneliti menemukan spesimen tersebut berisi tanda-tanda bakteri yang diketahui menyebabkan brucellosis, penyakit mematikan yang menyebar dari hewan ke manusia melalui susu yang tidak dipasteurisasi.

Makam pejabat kota Memphis ditemukan terdapat mural yang menampilkan berbagai adegan barter yang menampilkan keju, produk yang memiliki penggunaan obat pada zaman kuno. Selain itu juga dianggap bahwa keju dimasukkan dalam pesta-pesta yang dikuburkan bersama orang Mesir yang kaya.

"Sampai sekarang, kami tidak yakin apakah itu benar-benar bagian dari kehidupan sehari-hari orang Mesir kuno," kata Greco.

"Kami tidak memiliki banyak informasi tentang apa rasanya, kami tahu itu dibuat kebanyakan dari susu domba dan kambing, tetapi bagi saya sangat sulit membayangkan rasa khusus," tambahnya seperti dimuat Russia Today. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]