Program bagi-bagi susu gratis diusung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Untuk mewujudkan program tersebut, Indonesia setidaknya membutuhkan 2 juta sapi perah.
- Pencoblosan Di Lapas, Kakanwil Kemenkumham Bengkulu: Alhamdulillah Berjalan Tertib & Kondusif
- Usai Lebaran, Dana Desa Tahap II Cair
- Warga Kampung Bahari Sampaikan Ancaman Abrasi Kepada Teuku Zulkarnain
Baca Juga
Apabila tak mencukupi, apalagi tidak ada sapi perah dalam negeri, dipastikan impor susu bakal melonjak. Ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia di mana saat ini sangat kurang populasi sapi perah.
Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan (ID FOOD) Dirgayuza Setiawan mengatakan saat ini sapi perah dalam negeri hanya 400 ribu ekor. Jumlah ini bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Berbicara usai acara CNBC Economic Outlook, yang dikutip Jumat (1/3), Setiawan menegaskan, untuk memenuhi kebutuhan susu nasional, jumlah sapi perah yang diperlukan sejauh ini adalah 1,2 juta ekor. Bila ditambah dengan program susu gratis, maka dibutuhkan adalah sejumlah 2,5 juta sapi.
Penambahan sapi perah di dalam negeri telah diajukan sejak lama oleh ID FOOD. Setiawan berharap pada pemerintahan presiden baru hal itu bisa terlaksana.
"Itu nanti pemerintah yang akan datang yang membuat kebijakan supaya sektor produksi susu di Indonesia bisa menggeliat," jelasnya, dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (1/3).
Data ID FOOD menunjukkan, Indonesia masih sangat ketergantungan susu impor (powder milk). Hal ini tercermin dari impor susu mencapai 80 persen dari seluruh kebutuhan dalam negeri, seperti dikutip dari EmitenNews.
Jika impor sapi perah tidak dilaksanakan, maka impor susu bakal melonjak tajam. Susu yang diimpor Indonesia dalam bentuk bubuk.
- Hari Bakti PAS Ke-60, Kemenkuham Bengkulu Ikut Halal Bihalal Menyambung Bulan Ramadhan
- Polisi Hentikan Penyelidikan Puisi Ibu
- Dirjen Dukcapil: KTP-EL Yang Tercecer Berasal Dari Pasar Minggu