Tunjukkan Solidaritas Antar Bangsa, Indonesia Kembali Kirim Tabung Oksigen Untuk India

Menteri koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saa melepas bantuan tabung oksigen untuk India di Jakarta, Jumat (28/5)./Repro
Menteri koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saa melepas bantuan tabung oksigen untuk India di Jakarta, Jumat (28/5)./Repro

Sebanyak 2000 tabung gas oksigen dengan kapasitas 6 meter kubik atau setara 40 liter kembali dikirim pemerintah Indonesia untuk India. Bantuan ini melengkapi rencana pengiriman 3.400 tabung oksigen untuk India yang tengah berjuang melawan gelombang ketiga pandemi Covid-19.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bantuan tahap kedua ini merupakan bentuk solidaritas antar bangsa di tengah pandemi Covid-19. Selama ini, India juga telah banyak membantu Indonesia dalam memenuhi suplai vaksin Astra Zeneca yang diproduksi di negara tersebut melalui fasilitas multilateral COVAX.

“Kita menjadi kawan di kala senang dan susah. Ini juga sebagai pengingat dalam menghadapi pandemi kita harus menguatkan solidaritas dan bergandengan tangan agar pandemi bisa lebih mudah dihadapi dan segera diakhiri,” kata Airlangga di Jakarta, seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (28/5).

Dengan pengiriman ini, genap 3.400 tabung oksigen yang dikirimkan ke India. Bantuan tahap pertama sebanyak 1400 tabung oksigen, telah dikirim 10 Mei lalu.

Beberapa perusahaan, asosiasi dan yayasan turut berpartisipasi, Seperti Asosiasi Gas Industri Indonesia, Samator, Sinar Mas, Indofood, dan Agung Sedayu Group. Kemudian Yayasan Bakti Barito, First Resources, Inti Sumber Baja Sakti, Asia Pacific Rayon, Asosiasi Pertekstilan Indonesia, dan Indorama Group.

Duta Besar India untuk Indonesia Y.M. Manoj Kumar Bharti menuturkan pihaknya membutuhkan asistensi atau masukan dari negara seperti Indonesia untuk membantu negaranya keluar dari pandemi.

 “A friend in need is a friend indeed,” ujarnya.

India sendiri telah mencatatkan jumlah kasus COVID-19 mencapai 27,4 juta kasus dan menyebabkan sekitar 315 ribu kematian sejak 2020 sehingga menjadi negara dengan kasus kedua tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat (AS).

Kasus aktif yang dihadapi India hingga saat ini masih berada pada kisaran 2,5 juta kasus aktif dan bahkan dalam satu pekan terakhir, dilaporkan tambahan 1,6 juta kasus baru. []