RMOLBengkulu. Mudah tersinggung atau baper sepertinya cenderung menjadi penilaian dalam kepemimpinan perempuan di ranah politik, sehingga masih belum mendapat tempat di rakyat Indonesia.
- Tahapan Pemilu 2024 Dimulai Agustus, Bawaslu Serukan Kerja Pengawasan
- Masuk Tiga Besar di Survei Charta Politika, PKB Targetkan Geser Gerindra
- Terpilih Secara Aklamasi, Aswar Pimpin DPC Partai Demokrat Lebong
Baca Juga
RMOLBengkulu. Mudah tersinggung atau baper sepertinya cenderung menjadi penilaian dalam kepemimpinan perempuan di ranah politik, sehingga masih belum mendapat tempat di rakyat Indonesia.
Namun hal itu disanggah oleh peneliti LIPI, Irine Hiraswati Gayatri dalam sebuah diskusi publik bertajuk ‘The Power of Emak-Emak’ di Diskusi Kopi, Halimun, Jakarta, Minggu (22/7).
"Perempuan baper, kata siapa? Laki juga baper. Baper itu menunjukkan dalam sense politik menjadi penting," kata Irine.
Menurut dia, dalam gender perspective, itu merupakan sense politik pada saat mana dia marah, tertawa atau menunjukan sikap politiknya.
Terlepas dari itu, secara kodrati perasaan wanita lebih peka ketimbang laki-laki. Selanjutnya, sambungnya, perempuan bisa mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan.
Sehingga sebagai politisi, Irine menyatakan bahwa wanita memiliki kemampuan dalam mempengaruhi publik lebih kuat ketimbang laki-laki.
"Rata-rata politisi perempuan bisa menjadi contoh yang baik sebagai influencer, atau orang yang bisa meng-influense publik," pungkasnya seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [nat]
- Usai Coblos, Warga: Siapapun Terpilih Nanti Lanjutkan Pembangunan
- Target PDIP Meleset, Kasus Korupsi Jadi Penyebab
- Pertemuan Kim-Trump Diakui Sangat Bagus