Piala Dunia 2022: Qatar Sulit Melaju ke Babak Knockout, Begini Ulasannya

Penyerang timnas Qatar, Akram Afif menjadi andalan lini depan tuan rumah saat melakoni laga pembuka Piala Dunia 2022/net
Penyerang timnas Qatar, Akram Afif menjadi andalan lini depan tuan rumah saat melakoni laga pembuka Piala Dunia 2022/net

Untuk pertama kalinya timnas Qatar tampil dalam ajang Piala Dunia. Kepastian itu dikarenakan tim yang berad di daratan jazirah arab ini ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.


Qatar dipastikan lolos otomatis dengan status tuan rumah penyelengara yang telah ditetapkan FIFA sebelumnya. Kendati demikian, bukan berarti perjalanan skuad arahan pelatih Felix Sanchez ini akan melaju mulus.

Sebagai tuan rumah Qatar tentu tidak ingin hanya sekadar berpartisipasi dan gugur di fase grup. Meskipun misi itu tidak akan mudah karena tuan rumah satu grup dengan Ekuador, Senegal, dan Belanda.

Dilansir dari laman FIFA, Qatar masuk tiga tim terbawah di Piala Dunia 2022 berdasarkan rangking FIFA. Qatar menempati peringkat 50 dengan 1.439 poin) bersama Arab Saudi (peringkat 51 dengan 1.437 poin), dan Ghana (peringkat 61 dengan 1.393 poin).

Di partai pembuka, Qatar bakal melakoni lawan berat saat jumpa Ekuador di Stadion Venue Al Bayt Stadium, Al Khor, 20 November 2022.

Seperti diketahui, Ekuador adalah tim yang lolos dari kualifikasi Amerika Selatan, yang notabene tergolong cukup berat. Selain itu, Ekuador juga lebih unggul dalam hal kualitas skuad.

Semua pemain di skuad Qatar adalah pemain-pemain dari klub-klub lokal. Mereka sudah saling mengenal. Namun, sisi negatifnya, mereka kurang pengalaman di level internasional.

Qatar biasanya turun dengan formasi 3-5-2, yang bisa berubah menjadi 5-3-2 sesuai situasi di lapangan. Pelatih Felix Sanchez asal Spanyol menjadikan lini belakang dan lini tengah sebagai fondasi permainan timnya.

Dengan kapten Hassan Al Haydos sebagai pilar di lini tengah, serta Almoez Ali dan Akram Afif di barisan depan, Qatar siap mencari celah di pertahanan lawan.

"Kami akan mencoba bermain sebagai sebuah unit dan melakukan counter attack yang berbahaya," ungkap Felix Sanchez Bas dikutip dari laman Marca.

"Ketika kami mendapatkan bola, kami akan mencoba membangun serangan tentu saja, meski kami juga tahu lawan-lawan kami memiliki kekuatan yang luar biasa."

"Kami seperti bunuh diri jika mencoba bermain terbuka di Piala Dunia nanti."

"Kami akan mencoba bermain kompak dalam bertahan dan mencegah lawan mencetak peluang," sambungnya.

Sementara itu, beda dengan Qatar, pemain-pemain Ekuador tersebar di Amerika dan Eropa. Beberapa pemainnya pun sudah kita kenal.

Ada Piero Hincapie dari Bayer Leverkusen, Carlos Gruezo dari Augsburg, Enner Valencia dari Fenerbahce, Gonzalo Plata dari Real Valladolid, hingga trio Pervis Estupinan, Jeremy Sarmiento, dan Moises Caicedo dari Brighton.

Tim Ekuador racikan Gustavo Alfaro memiliki power, kecepatan, dan serangan balik yang berbahaya lewat kedua sayapnya. Jika barisan belakang Qatar tidak waspada, mereka bisa celaka.

Kendati kalah mentereng, Qatar tak boleh pesimistis sebab Whoscored mencatat tuan rumah Piala Dunia tidak pernah kalah dalam laga pembukaan dan rekor itu mungkin berlanjut.

Jika Qatar berhasil melewati laga pembuka dengan hasil kemenangan. Akan menjadi modal berharga untuk lolos ke babak knockout dengan catatan, tuan rumah wajib meraih poin di laga berikutnya kontra Belanda dan Senegal.