Kurangi Dinas Luar, Bersihkan Material Longsor Di Bahu Jalan

RMOLBengkulu. Masih banyaknya material longsoran berupa bebatuan dan tanah di tepi maupun setengah badan jalan jalur Lebong menuju Rejang Lebong, atau tepatnya di Desa Talang Ratu, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong, mendapat keluhan dari pengguna jalan.


RMOLBengkulu. Masih banyaknya material longsoran berupa bebatuan dan tanah di tepi maupun setengah badan jalan jalur Lebong menuju Rejang Lebong, atau tepatnya di Desa Talang Ratu, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong, mendapat keluhan dari pengguna jalan.

Pantauan RMOLBengkulu, sedikitnya ada tujuh titik material longsor yang masih berada di tepi maupun bahu jalan sepanjang kawasan tersebut.

Salah satunya pengendara bernama Riska, pengguna jalan yang sering melintasi kawasan tersebut. Dirinya khawatir dengan keberadaan material longsoran menutupi setengah badan jalan tersebut.

"Ini sangat bahaya juga. Ini juga lagi musim hujan, jalannya bisa licin. Kalau bisa itu bersih dan angkut aja lah," ujar Riska kepada RMOLBengkulu di lokasi, Kamis (7/3) siang.

Sementara itu, salah satu tokoh pemuda Kabupaten Lebong, Nurkholis Sastro, juga angkat bicara. Ia meminta Pemkab Lebong untuk mengurangi kegiatan dinas luar kota.

"Ini sebenarnya sudah jadi sorotan kita bersama walaupun hening. Pemkab Lebong yang sering melaksanakan dinas luar kota harus melihat beban kerja di daerah sendiri," ucap pria yang juga sebagai Koordinator Daerah (Korda) Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Bengkulu ini.

Baginya, masih adanya material longsor setengah badan maupun di tepi jalan sebenarnya hal sepele. Namun, bisa mengancam keselamatan pengguna jalan sewaktu - waktu. "Kalau terjadinya hujan terus jalannya licin dan ada pengendara yang jatuh gimana," tegasnya.

Tak hanya itu, aktivis senior ini juga mengkritik lambannya penanganan pemulihan sawah sekitar 5 hektare milik warga di Desa Tabeak Kauk, Kecamatan  Lebong Sakti. Apalagi, kejadian longsor dan banjir itu telah terjadi sebulan yang lalu.

"Aneh, ini malahan yang diutamakan pembangunan Lebong Command Center senilai miliaran rupiah. Menurut saya itu belum terlalu urgent. Coba uang miliaran itu digunakan untuk pemulihan sawah dan penguatan anggaran kebencanaan, saya rasa masyarakat akan menikmati dampaknya," tambah Sastro.

Lanjut dia, seyogianya sudah ada penanganan jangka pendek dan jangka panjang terkait kondisi lingkungan tersebut. "Misalnya mobilisasi gotong royong dengan alat seadanya guna menata irigasi dan persawahan. Saya pikir Pemkab harus punya langkah yang jelas dan rill," tutupnya.

Baca juga : Sawah 'Dibiarkan' Tertimbun, Giliran Proyek Dipercepat

Sementara itu, Penjabat Sekda Kabupaten Lebong, Dalmuji Suranto belum bisa dikonfirmasi. Namun, sebelumnya Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebong, Fakhrurrozi, menyampaikan, pihak Pemkab belum lama ini sudah mengunjungi sawah yang tertimbun di kawasan Kecamatan Lebong Sakti.

Rencananya, usai kunjungan tersebut pihaknya akan menggelar rapat guna mencari solusi agar sawah yang tertimbun tersebut kembali pulih.

"Belum. Tapi surat sudah kami sampaikan ke OPD terkait. Kami masih tunggu petunjuk dari Penjabat Sekda kapan rapat lanjutannya," singkat Rozi.

Baca juga : Sebulan Bencana, SK Tanggap Darurat Diusulkan Terbit

Data terhimpun, kerusakan sawah yang dialami warga sekitar 37,75 Hektare (Ha). Masing - masing, sekitar 4 Ha di Desa Embong Kecamatan Uram Jaya, 18 Ha Desa Tabeak Kauk dan 3,75 Ha Desa Ujung Tanjung III, Kecamatan Lebong Sakti, sekitar 11 Ha Desa Bungin dan 1 hektare sawah di Desa Bungin, Kecamatan Bingin Kuning. Bahkan, sawah warga di Desa Lemeu, Kecamatan Uram Jaya, belum lama ini juga dikabarkan terkena imbas. [tmc]