Jelang Pilwakot Rawan Anomie

Jelang Pemilihan Walikota Bengkulu bulan Juni 2018 mendatang , rawan terjadi anomie. Ini biasanya dilakukan oleh simpatisan taklid dan tim pemenangan yang menganggap suatu kewajaran dalam berpolitik.


Jelang Pemilihan Walikota Bengkulu bulan Juni 2018 mendatang , rawan terjadi anomie. Ini biasanya dilakukan oleh simpatisan taklid dan tim pemenangan yang menganggap suatu kewajaran dalam berpolitik.

Sikap yang tak mengindahkan kaedah serta norma itu, menurut Pemerhati Sejarah dan Budaya Bengkulu, Benny Hakim Benardie , itu merupakan aksioma. Bila ini tidak segera disikapi, maka akan menjadi preseden buruk bagi sikap dan tindak generasi mendatang.

"Menyikapi lawan politik sesama anak bangsa, sesyogyanya tidak patut dilakukan seperti membunuh karakter lawan, dengan menguak cerita masa lalu , apalagi fitnah”, jelas Benny.

Baiknya dalam mendukung, lakukan saja tebar pesona. Tunjukan eksistensi diri yang didukung. Dengan begitu, para pemilih akan lebih respek pada calon kepala daerah yang akan didukung.

Ditegaskan Benny, Kota Bengkulu saat ini butuh sosok walikota yang mempuni dalam memimpin dan mempunyai sikap primordialisme.

"Hal ini tentunya penting menjadi perhatian masyarakat Kota Bengkulu . Rasa dan sikap cinta terhadap daerah musti skala prioritas. Biila tdak , maka kekayaan lokal akan pupus dan hilanglah identitas hati diri warga Kota Bengkulu”, paparnya. [ogi]