Jelang Pemilihan Walikota Bengkulu bulan Juni 2018 mendatang , rawan terjadi anomie. Ini biasanya dilakukan oleh simpatisan taklid dan tim pemenangan yang menganggap suatu kewajaran dalam berpolitik.
- Hanura Minta Jokowi Pecat Wiranto Sebagai Menko Polhukam
- Diajak PDIP Koalisi Pilpres 2024, PAN Merasa Tehormat
- 2 Calon Komisioner KPU Kaur Tak Ikut CAT
Baca Juga
Jelang Pemilihan Walikota Bengkulu bulan Juni 2018 mendatang , rawan terjadi anomie. Ini biasanya dilakukan oleh simpatisan taklid dan tim pemenangan yang menganggap suatu kewajaran dalam berpolitik.
Sikap yang tak mengindahkan kaedah serta norma itu, menurut Pemerhati Sejarah dan Budaya Bengkulu, Benny Hakim Benardie , itu merupakan aksioma. Bila ini tidak segera disikapi, maka akan menjadi preseden buruk bagi sikap dan tindak generasi mendatang.
"Menyikapi lawan politik sesama anak bangsa, sesyogyanya tidak patut dilakukan seperti membunuh karakter lawan, dengan menguak cerita masa lalu , apalagi fitnahâ€, jelas Benny.
Baiknya dalam mendukung, lakukan saja tebar pesona. Tunjukan eksistensi diri yang didukung. Dengan begitu, para pemilih akan lebih respek pada calon kepala daerah yang akan didukung.
Ditegaskan Benny, Kota Bengkulu saat ini butuh sosok walikota yang mempuni dalam memimpin dan mempunyai sikap primordialisme.
"Hal ini tentunya penting menjadi perhatian masyarakat Kota Bengkulu . Rasa dan sikap cinta terhadap daerah musti skala prioritas. Biila tdak , maka kekayaan lokal akan pupus dan hilanglah identitas hati diri warga Kota Bengkuluâ€, paparnya. [ogi]
- Cegah Gesekan Pasca Pemilihan, Partai Dan Paslon Diminta Menahan Diri
- Ini Syarat Pendaftaran Balon Dewan Yang Ditetapkan KPU Lebong
- Komjen Iriawan Dipasang Untuk Amankan Suara Jokowi Di Jabar