Warga Lebong Sakti Gelar Ritual Cuci Kampung Tolak Balak Virus Corona

Tampak warga arakan menggelar ritual tolak balak di Desa Ujung Tanjung I/RMOLBengkulu
Tampak warga arakan menggelar ritual tolak balak di Desa Ujung Tanjung I/RMOLBengkulu

Meningkatnya kasus kematian karena virus Corona membuat masyarakat di Kecamatan Lebong Sakti, Kabupaten Lebong, khawatir. Bahkan, kekhwatiran itu diiringi dengan menggelar ritual cuci kampung, pada Minggu (18/7) kemarin.


Di wilayah itu, para tokoh adat, agama dan masyarakat bergotong royong cuci kampung dengan cara meracik air dengan isi daun yang disebut daun 'sergayau' untuk disiram sembari melakukan zikir dan jalan kaki berkeliling seluruh pelosok kampung setempat.

Warga setempat menyebutnya dengan istilah "Tempung Sadei" alias cuci kampung.

Cara ikhtiar mereka untuk memohon doa agar terhindar dari wabah penyakit berbahaya Covid-19. Zikir tolak bala sambil jalan kaki itu, diawali setelah Salat istighosa berjemaah di musalla desa setempat. Upacara tradisi keagamaan ini dipimpin oleh tokoh agama masing-masing.

Camat Lebong Sakti, Gusmawati menjelaskan, tradisi turun temurun yang sering dilakukan pendahulu mereka untuk menolak bala. Misalnya ketika datang wabah penyakit menular, serangan hama tanaman padi dan musim kemarau.

Ia menyebutkan, ada beberapa desa di Kecamatan Lebong Sakti yang mulai melaksanakan tolak balak tersebut.

"Kemarin Desa Ujung Tanjung I setelah salat zuhur. Kalau Ujung Tanjung I malam Jumat. Tadi malam Desa Tabeak Dipoa, Tabeak Kauk dan Magelang," kata Camat kepada RMOLBengkulu, Senin (19/7).

Berikutnya dengan dipimpin para tetua desa, warga duduk berkeliling memanjatkan doa di pekarangan rumah. Setelah itu warga yang didominasi kaum laki-laki berjalan kaki membaca zikir sambil mengitari jalan desa.

Satu orang laki-laki dalam rombongan zikir bertugas melakukan "tempung sadei" alias menyiram air tersebut ke sisi kiri dan kanan jalan yang dilewati rombongan zikir sembari membaca kalimat "Ia ilaha illallah".

"Tradisi "tempung sadei" (cuci kampung, red) tolak balak. Sambil dzikir dan berdoa. Ini inisiatif dari Kecamatan, pemerintah desa, tokoh adat dan tokoh agama," terang camat.

Menurutnya, tradisi keliling kampung dalam mengusir wabah penyakit sudah berlangsung turun temurun di kawasan mereka. Ritual keagamaan tersebut, ungkapnya, dilaksanakan setelah doa bersama di masjid.

"Kegiatan bersama ini merupakan hal yang dilakukan oleh orang tua kita dahulu, dalam rangka mencegah dan berharap kepada Allah agar terhindar dari segala penyakit, maka kegiatan seperti ini perlu kita galakkan kembali," bebernya.

Dia menyatakan, alasan pemerintah desa dan kecamatan menggelar ritual tolak balak itu bukan tanpa alasan. Sebab, dalam sepekan terakhir ini di Kecamatan Lebong Sakti sudah ada 10 orang meninggal karena virus corona.

"Hampir tiap hari. Dalam minggu ini di Desa Ujung Tanjung I dan Ujung Tanjung II ada 10 orang meninggal," tuturnya.