Pemberitaan media online terkait pandemi virus corona baru (Covid-19) yang mengedepankan empati dirasa masih cukup tinggi ketimbang media online yang antipati terhadap Covid-19.
- Perusahaan Ini Diduga Tanpa Plang Nama, Dewan Berkomentar
- Selain Safari Ramadhan Plt Gubernur Akan Hadiri Pasar Murah
- Taliban, Antara Mulut Harimau dan Mulut Buaya
Baca Juga
Demikian disampaikan Tim Peneliti LSPR Joe Harrianto saat memaparkan hasil penelitian Dewan Pers & London School of Public Relation (LSPR) Jakarta bertema “Analisis Isi Pemberitaan Covid-19 pada Media Online di Indonesia Periode Maret 2020 sampai Februari 2021”, Jumat siang (27/8).
"Sebanyak 20,2 persen media online mengedepankan empati. Sedangkan media online mengedepankan antipati terhadap korban 0,8 persen," ujar Joe.
Ia menuturkan, meskipun angka empati lebih tinggi daripada antipati pemberitaan media online terhadap korban Covid-19, namun jauh lebih tinggi media online yang cenderung "dingin" terhadap pemberitaan mengenai pandemi Covid-19.
"Tidak keduanya (empati dan antipati) 78,9 persen. Jadi, masih banyak wartawan kita yang "dingin"," demikian Joe dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Riset pemberitaan Covid-19 pada media online di Indonesia ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan teknik random sampling yang menggunakan rumus Yamane atau jumlah sampel yang didapat adalah 999,5 atau dibulatkan menjadi 1000 berita.
- Antisipasi Kasus Asusila, 12 Mahasiswa PTIK Ke Bengkulu Utara
- Tidak Harmonis Dengan Wabup, Kabag Layanan Pengadaan Siap Dimutasi
- BTN Terus Dorong Nasabahnya Bertransaksi Non-Tunai