RSUD Tais Diduga Lalai Tangani Pasien, Direktur: Silakan Lapor Ke Pihak Berwajib

Jeksan terkulai lemas dikediamannya/RMOLBengkulu
Jeksan terkulai lemas dikediamannya/RMOLBengkulu

Bukan kali pertama kurang prima pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tais dalam melayani pasien. Kali ini dialami Jeksan (28) warga Desa Sukarami Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma.


Jeksan menceritakan kejadian yang dialaminya bermula saat kaki kirinya terluka terkena sabetan pisau mesin rumput pada Kamis (16/2) lalu sekira pukul 11.00 Wib.

Saat membersihkan lahan sawah milik kerabatnya sendiri. Dari kejadian ini dirinya langsung dilarikan ke RSUD Tais.

Setiba di RSUD langsung ditangani, dibersihkan, dijahit dan langsung diperban serta dikasih bidai. Usai itu pihak RSUD langsung melakukan ronsen dan hasil ronsen menyatakan ada tulang kecil yang patah. Pihak RSUD memberikan dua pilihan, yaitu mau dirujuk ke Bengkuku atau langsung pulang.

"Kalau pulang, pihak RSUD tidak bertanggungjawab karena ini menyangkut BPJS. Kami sepakat untuk dirujuk saja," kata Jeksan.

Setelah memutuskan untuk dirujuk, Jeksan dipindahkan ke ruang rawat inap. Akan tetapi sampai sore hari belum juga ada kabar jadi atau tidak untuk dirujuk. Setelah malam hari baru ada laporan, tapi pihak RSUD Tais menyampaikan Rumah Sakit Bhayangkara, RSUD M. Yunus  dan Rumah Sakit Tiara Sella bahwa dokternya tidak ada, lagi keluar.

Saat dirujuk di Rumah Sakit Rafflesia, Jeksan langsung ditangani oleh Dokter Maja. Mengutip keterangan Jeksan, dokter Maja pun menyampaikan kenapa terlambat untuk dibawa ke Rumah Sakit Rafflesia. Padahal semenjak kejadian Dokter Maja menyampaikan kepihak RSUD Tais untuk segera dibawa ke Rumah Sakit Rafflesia. 

"Sebelumnya pihak RSUD Tais tidak pernah sama sekali bahas Rumah Sakit Rafflesia, mereka baru bahas Rumah Sakit Rafflesia setelah baru mau dirujuk," terang Jeksan. 

Jeksan baru mengetahui kakinya bengkak setelah perban dibukak pihak Rumah Sakit Rafflesia. Tim medis langsung melakukan operasi kembali, lukanya dibersikan kembali untuk membuang darah mati. 

"Saat dijahit kembali, tapi tidak semua dijahit supaya ada perluasan, sudah beberapa hari belum juga membaik, waktu dicek sama dokter Maja, Ia menganjurkan salah satu jalannya diamputasi," tutup Jeksan. 

Kantor Berita RMOLBengkulu mencoba untuk meminta konfirmasi kepada pihak RSUD Tais dengan menghubungi Direktur selaku jabatan tertinggi sekaligus sebagai penanggungjawab RSUD melalui via telpon pada Jumat (24/2) kemarin, akan tetapi pihak RSUD masih belum berkomentar terlalu banyak.

Menurut Direktur kalau memang pihak pasien tidak setuju dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) RSUD silakan untuk melaporkan dengan pihak berwajib, nanti kalau dilaporkan ke pihak berwajib disitu ada penyidik dan kejaksaan.

"Kita panggil dulu Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) terlebih dahulu, kita kelolah sehari dua hari, nanti kita kabari lagi, kalau perlu harus dijawab dimedia akan kita undang rekan-rekan media," ujar Direktur, Raden Senata Jaya.