Rejang Lebong Kurang Tenaga Pengajar

RMOL. Kekurangan jumlah guru pengajar ditingkat SD dan SMP masih ditemui di sejumlah sekolah dikabupaten Rejang Lebong, setidaknya jumlah guru yang dibutuhkan sekitar 300 guru, belum lagi saat ini banyak guru berstatus PNS yang mulai memasuki masa pensiun.


RMOL. Kekurangan jumlah guru pengajar ditingkat SD dan SMP masih ditemui di sejumlah sekolah dikabupaten Rejang Lebong, setidaknya jumlah guru yang dibutuhkan sekitar 300 guru, belum lagi saat ini banyak guru berstatus PNS yang mulai memasuki masa pensiun.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rejang Lebong T. Samuji mengungkapkan, dalam upaya pemenuhan tenaga pengajar sejumlah sekolah telah memperbantukan tenaga honorer yang saat ini jumlah guru honorer mencapai 547 guru honorer, hanya saja jumlah itu masih kurang.

"Jumlah guru honorer saat ini tingkat SD dan SM sebanyak 547 guru yang diakomodir melaluo dana BOS, namun jumlah itu belum mencukupi, karena masih ada sekolah yang kekuarangan guru, berdasarkan hasil pendataan guru yang dibutuhkan sekitar 392 guru," ujar Samuji kepada RMOL Bengkulu Kamis (28/12)

Terkait upaya pemerataan guru kesejumlah sekolah, Samuji mengatakan, pihaknya pada tahun 2018 akan berupaya mengusulkannya perekrutan guru honorer melalui APBD 2018, serta pihaknya juga akan berupaya meningkatkan pendapatan guru honorer.

"Kita akan upayakan pemberian honor yang layak melalui APBD 2018, anggarannya sekitar Rp. 2 milliar, karena kan selama ini pendapatan guru honor kecil," beber Samuji.

Dalam perekrutan guru honorer itu nantinya pihaknya akan mempriotitaskan domisili guru tersebut, agar nantinya jarak penempatan tugas tidak berjauhan, serta guru honor tersebut nantinya diprioritaskan yang memiliki pengalaman mengajar serta dedikasi yang tinggi mengingat sekolah yang kekurangan tenaga pengajar berada di wilayah pedesaan/ pelosok.

Selain akan melakukan penambahan guru honorer, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga berencana akan melakukan penggabungan sekolah atau Grouping sekolah tingkat SD pada tahun 2018 mendatang, Samuji menyebutkan, sekolah yang akan dilakukan grouping ada sebanyak 15 sekolah.

"Pada tahun 2018 nanti kita juga akan bentuk panitia guna melakukan penilaian sekolah-sekolah mana saja yang akan di regrouping,

Groupung ini tujuannya agar lebih efektif baik dalam upaya pengurangan jumlah kekurangan guru maupun jumlah siswa," tambah Samuji.

Samuji menjelaskan, sekolah yang dilakukan grouping itu merupakan sekolah yang berada dalam satu komplek, kemudian sekolah yang tidak memiliki lahan sendiri, hingga sekolah yang jumlah siswanya dinilai sedikit.

Adapun 15 sekolah yang direncanakan dilakukan grouping disebutkan Samuji tersebar di 6 kecamatan meliputi kecamatan

Kecamatan Curup, Kecamatan Curup Tengah, kemudian Curup Timur, Kecamatan Binduriang, Kecamatan Sindang Kelingi, serta Kecamatan Padang Ulak Tanding. [ogi/ard]