Puisi Menanti Waktu Tiba (Duka KRI Nanggala 402)


LAUT begitu dalam dan sunyi

ayat-ayat dilantunkan, doa telah berulang kali

sambil menanti waktu tiba: Satu jam lagi

Oksigen semakin menipis

Jarak kematian dekat sekali

dari menit ke detik,

tapi keajaiban mungkin saja terjadi

seperti Thamlika, Bairunus, Danimus,

dan empat sahabatnya di Ashabulkahfi,

tidur nyenyak dan bangun kembali.

Tidurlah para prajurit,

ketika bangun nanti ceritakan pada kami

apa yang terjadi agar tragedi ini tidak jadi misteri

(Kapal selam Nanggala 402,

entah mengapa, meluncur

begitu dalam, 850 meter

di palung utara Pulau Bali. Di dalam,

53 prajurit bertarung, bukan melawan

musuh yang terlihat, tapi

oksigen yang menipis.

Yaa Allah ...)

Dan, oksigen habis

*

Duhai sahabat, doa telah kami kirim ke langit

Bunga telah ditabur dalam nyanyian pilu

Pergilah, meski sumsum kami sangat ngilu

Pergilah, kami pun bergerak ke titik sama

barisan panjang menuju keabadian

dengan cara yang ditentukan-Nya

sesuai janji

Jakata, Mei 2021

Puisi ini dibacakan penyair dan wartawan Indonesia, Asro Kamal Rokan, dalam kegiatan yang digelar Pemuisi Malaysia. Kegiatan itu diikuti oleh 42 penyair dari enam negara, Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Brunai Darussalam, dan Thailand.