RMOL. Pengamat politik Adi Prayitno, menilai agenda pertemuan Presiden Joko Widodo dengan tokoh alumni 212 dapat berpengaruh positif. Sebab, selama ini kedua kubu masih dipersepsikan berhadapan.
- 6 Hari Lagi Pemilihan Walikota, Ini Pesan Plt Gubernur
- Dirwan Bakal Dicopot Dari Ketua DPW Perindo Bengkulu
- KPU Beri Waktu Tiga Hari Bagi Penggugat Pilwakot Bengkulu
Baca Juga
RMOL. Pengamat politik Adi Prayitno, menilai agenda pertemuan Presiden Joko Widodo dengan tokoh alumni 212 dapat berpengaruh positif. Sebab, selama ini kedua kubu masih dipersepsikan berhadapan.
"Sekalipun beda sikap politik, setidaknya komunikasi bisa terjalin, bagus buat kematangan demokrasi," jelasnya seperti dihimpun dari Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (26/4).
Dia berharap, pertemuan tersebut juga mengakhiri ketegangan yang selama ini menjejali ruang publik.
"Biar tak ada lagi yang mempersoalkan hubungan Jokowi dan alumni 212," tambah Adi.
Dia menjelaskan, untuk menghadapi Pilkada dan Pilpres yang berdekatan, penting kiranya Jokowi melakukan urun rembuk untuk rekonsiliasi politik nasional.
"Sehingga pemimpin yang terpilih adalah pemimpin yang mengerti betul suasana batin rakyat," demikian Adi.
Untuk diketahui Presiden RI Joko Widodo kembali bertemu dengan tokoh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/4) lalu.
Hadir dalam pertemuan itu, Ketua Umum Parmusi KH. Usamah Hisyam, Ketua Umum GNPF Ulama KH. Yusuf Martak, Ketua Umum PA 212 Ustad Slamet Maarif, Dewan Syuro Adz-Dzikro KH. Rouhdul Bahar, Sekjen FUI KH. Muhammad Al-Khaththath, dan Ketua Umum FPI KH. Ahmad Sobri Lubis. [nat]
- PKB Daftar Bacaleg, Iswandi: Insyaallah Hasilnya Nomor Satu
- Soal Capres 2024, Ini Kata Surya Paloh Sikap Nasdem
- Bulat Usung Airlangga Hartarto, Golkar Tak Akan Gelar Konvensi