Perkara Avanza "Terbang" Keluarga Korban Percayakan Kepada APH

Korban saat didatangi petugas/Ist
Korban saat didatangi petugas/Ist

Dua orang korban lakalantas mobil Toyota Avanza "terbang" BD 1250 EA di simpang traffic light Kelurahan Semarang, Kota Bengkulu pada Rabu, 3 Mei 2023 lalu.


Kondisinya, masih dirawat intensif dan berjuang untuk kesembuhan akibat dari kelalai pengemudi berinisial P warga Surabaya Kota Bengkulu yang mengendaraikan kendaraan roda empat miliknya secara ugal-ugalan.

Muhardi Ma'in Paman kandung kedua korban saat dikonfirmasi masih awak media ini di Rumah Sakit M.Yunus, menyampaikan, musibah lakalantas yang menimpa keluarganya itu, mengakibatkan kedua keponakannya (Korban) mengalami luka robek, patah tulang belakang, tulang ekor, tulang rusuk hingga jari kaki.

"Kedua korban merupakan kak dan adik (Saudara Kandung) bernama Nurlaili dan Deasy Arysandi warga Desa Kembang Seri, Kecamatan Talang Empat, kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng). Keduanya, sama-sama berprofesi sebagai tenaga pendidik/guru," ujar Muhardi purnawirawan Bid. Propam Polda Bengkulu itu, Kamis (11/5) malam.

Lanjut Muhardi menjelaskan, kedua korban ditabrak mobil yang dikendarai sopir berinisial P dari arah belakang. Akibatnya,  Nurlaili mengalami luka robek dan patah tulang belakang dan jari kaki sebelah kanan, sedangkan korban atas nama Deasy Arysandi mengalami luka robek, patah tulang belakang, tulang ekor, patah tulang rusuk dan mengalami pendarahan serius.

“korban atas nama Nurlaili saat ini sudah pulang kerumah (Rawat Jalan), sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Tiara Sella, sedangkan Deasy Arysandi masih dirawat di Rumah Sakit M. Yunus dan dijadwal operasi pada hari Sabtu ini, beber Muhardi.

Disinggung masalah hukum perkara ini Muhardi mengatakan, untuk persoalan ini kita percayakan dan serahkan sepenuhnya kepada Aparat Penegak Hukum (APH). kita yakin APH akan menangani permasalahan ini secara proporsional dan profesional.

"Alhamdulillah, tadi siang pihak penyidik Polresta (Korlantas) Bengkulu sudah mengambil Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap kedua korban, sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)," pungkas Muhardi.

Sementara itu Sri Khairani kakak kandung kedua Korban menyampaikan, rencana awal kedua korban mau dirujuk ke Jakarta karena keterbatasa anggaran maka keluarga dengan berat hati terpaksa membatalkan, saran dari pihak rumah sakit.

"Kami keluarga masih berharap itikad baik dari sopir/keluarga mobil terbang  untuk pembiayaan pengobatan adik-adik kami. Kami pun terus berdoa agar adik-adik kami diberi kesembuhan,” singkat Sri mengakhiri. [rls]