Pertanyaan mengenai keberlanjutan kekuasaan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang akan usai pada tahun depan akhirnya terjawab. Duterte telah menerima nominasi dari partainya sebagai calon wakil presiden untuk pemilu pada 2022.
- Edaran Anti Korupsi Jadi Alat Dongkrak Elektabilitas Golkar
- DPS Pemilu Ditetapkan 78 Ribu Lebih, Panwascam Diminta Aktif
- Optimis Cetak Sejarah Empat Kali, Cak Imin: Siapapun yang Bergandengan Dengan PKB Pasti Menang
Baca Juga
Sekretaris Kabinet Karlo Nograles pada Selasa (24/8) mengumumkan, Duterte telah menerima pinangan dari Partido Demokratiko Pilipino-Lakas ng Bayan atau dikenal PDP-Laban sebagai cawapres.
"Duterte setuju untuk berkorban dan mengindahkan tuntutan partai PDP-Laban agar dia mencalonkan diri sebagai wakil presiden dalam pemilihan nasional 2022," kata Nograles.
Ia mengatakan, Duterte menerima nominasi itu setelah mendapatkan dukungan mayoritas dari anggota PDP-Laban untuk menjamin kelangsungan program pemerintahan yang sudah bertahan selama lima tahun terakhir.
Lebih lanjut, Nograles mengatakan partainya akan membahas pencalonan Duterte selama kongres nasional mereka pada bulan depan.
Duterte terpilih sebagai presiden dalam pemilu pada Mei 2016. Berdasarkan konstitusi, presiden Filipina hanya memiliki satu kali periode jabatan enam tahun.
Di Filipina, wakil presiden dipilih secara terpisah dengan presiden. Wakil dapat diangkat ke kursi kepresidenan jika presiden meninggal atau lumpuh.
PDP-Laban sendiri dilaporkan akan mengisi posisi capres dengan ajudan utama Duterte, seorang senator petahana, Christoper "Bong" Go. Go dan Duterte dinilai sebagai tim yang kuat.
Dalam beberapa kesempatan, Go mengatakan tidak tertarik dengan kursi kepresidenan, kecuali jika Duterte setuju menjadi pasangannya.
- Usai Mundur Dari Hanura, Gede Pasek Bantah Ajak Kader-kader Ikutan
- DPC PDIP Kaur Buka Pendaftaran Bacaleg
- Menyongsong Pemilu 2024, KPU Rakor Pemuktahiran Data Pemilih