Pengamat: Gimana Masyarakat Merasa Aman Kalau Di Kandang Sendiri Kebobolan

RMOLBengkulu. Kerusuhan di rumah tahanan (Rutan) cabang Salemba di Komplek Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, harus menjadi bahan evaluasi aparat keamanan yang dalam hal ini Polri.


RMOLBengkulu. Kerusuhan di rumah tahanan (Rutan) cabang Salemba di Komplek Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, harus menjadi bahan evaluasi aparat keamanan yang dalam hal ini Polri.

Demikian diungkapkan pengamat terorisme Harits Abu Ulya ketika dihubungi wartawan sesaat lalu, Kamis (10/5).

Polisi, kata Harits, harus segera menginstrospeksi apa yang perlu dibenahi. Tugas polisi sebagai pengayom masyarakat harus bisa dimunculkan utamanya dalam jaminan keamanan.

"Polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat perlu terus intropeksi dan evaluasi agar tampil menjadi sosok yang profesional dan bisa dipercaya rakyat," jelasnya.

Menurutnya, kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob harus diusut tuntas. Selain itu, evaluasi keamanan markas Brimob itu harus diperketat. Sehingga, masyarakat tidak kehilangan kepercayaan kepada polisi.

"Gimana rakyat bisa merasa aman kalau di kandangnya sendiri saja bisa kebobolan," tukas Harits.

Drama sandra Mako Brimob selama 36 jam yang berakhir pada Kamis pagi (9/10) menewaskan lima aparat kepolisian dan satu narapidana teroris.

Lima anggota Polri yang gugur: Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto; Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi; Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho; Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli; dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas. Dan seoerang napi teroris bernama Beni Samsu Trisno alias Abu Ibrahim. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]