Kasus muntaber (diare) di Kabupaten Lebong nampaknya perlu perhatian serius dari pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Sebab jumlah pasien dengan gejala muntaber ini masih terus bertambah, terutama di RSUD Lebong.
- Perbup Pilkades Final, Panitia Tingkat Kabupaten Segera Dibentuk
- 8 Persen Sudah Cair, DD Dan ADD Tahap I Baru 11 Desa Diproses
- Pengerjaan Pembangunan Jalan Di Kaur Senilai RP 8,7 Miliar Diduga Bermasalah
Baca Juga
Plt Dirut RSUD Lebong, Rachman menyebutkan, ada 160 kasus ditemukan di RSUD Lebong. Dari jumlah itu, 50 pasien yang terjangkit muntaber diterima RSUD Lebong untuk dirawat sepanjang bulan Mei 2023.
"Semuanya masih rata rata pasien anak, dengan gejala mual, muntah dan demam," kata Rachman kepada wartawan, Sabtu (3/6).
Dia merincikan, 160 kasus ditemukan itu berdasarkan laporan 13 Puskesmas dan RSUD Lebong. Kasus terbanyak di Puskesmas, yakni di Puskesmas Muara Aman dengan 36 kasus. Sedangkan, untuk penyumbang kasus terbanyak ada di RSUD dimana tercatat ada 66 kasus. Sisanya, berada di setiap puskesmas lainnya.
"Dari laporan RSUD Lebong, kasus melonjak 3 kali lipat dari biasanya," tambah Rachman.
Menurut Rachman, kenaikan kasus secara drastis ini kemungkinan berkaitan erat dengan perubahan cuaca di Kabupaten Lebong.
"Untuk RSUD dirawat di ruang PICU," sambung Rachman.
Terlepas merebaknya kasus diare di Lebong saat ini, Rachman mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan kebersihan lingkungan, serta pola makan anak.
"Harapannya dengan kondisi ini peran masyarakat sendiri sangat penting, terutama memperhatikan pola makan anak. Kemudian menjaga kebersihan makanan dan air minum, dan jaga kebersihan lingkungan sekitar," demikian Rachman.
- Usai Uji Petik, Target PAD Empat OPD Akan Direvisi
- Dihantam Enam Titik, Warga Diingatkan Waspada Longsor Susulan
- Kenaikan Gaji Para THLT Ternyata Belum Rampung