OSO: Penertiban Hanura Bukan Langkah Populer, Tapi Risiko Menjalankan Tugas

RMOL. Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Oesman Sapta Odang alias OSO, menekankan lagi bahwa gejolak internal yang bulan lalu terjadi di partai nomor urut 13 itu sudah dibereskan dengan baik-baik.


RMOL. Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Oesman Sapta Odang alias OSO, menekankan lagi bahwa gejolak internal yang bulan lalu terjadi di partai nomor urut 13 itu sudah dibereskan dengan baik-baik.

"Betapa ombak begitu besar, tapi kita dapat menyelesaikan dalam waktu lima hari. Kalau tidak bisa selesai, kita tidak akan lolos (peserta pemilu)," kata OSO dalam acara Syukuran Hanura usai ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai peserta Pemilu, di kediamanya di Jalan Karang Asem, Jakarta Selatan, Kamis (22/2). dikutip Kantor Berita Politik RMOL.

OSO lalu menceritakan pengalamannya hidupnya dalam berorganisasi. Sering kali organisasi menghadapi persoalan keuangan, namun masalah klasik itu selalu dapat ia selesaikan dengan baik. (Baca: Sekjen Hanura: Kalau Sudah Insaf, Silakan Balik)

"Saya selalu membersihkan masalah keuangan itu, sehingga jujur saja, enggak ada itu saya bayar Pak Wiranto Rp 200 miliar, apalagi mengambil yang Rp 200 miliar. Yang ada, kami menangkap pencuri yang menggerogoti partai ini. Semua bisa kita buktikan," tegas OSO.

Soal pemecatan beberapa kader Hanura, sambung OSO, hal tersebut merupakan bagian dari penyelamatan partai. OSO akui kebijakan itu tidak populer karena terkesan otoriter. Tapi, baginya kebijakan apapun pasti memiliki risiko yang harus siap ditanggung.

"Inilah cikal bakal penertiban, memang tidak populer. Kalau kebiasaan buruk diperbaiki maka tidak populer, tapi itu risiko menjalankan tugas ini sebaik baiknya," terang OSO.

Ia pun kembali menungkapkan komitmen pribadinya membesarkan Partai Hanura dan berjanji tidak akan pernah lari dari komitmen tersebut.

"Apalagi kepada partai Hanura yang membangun bangsa, tidak banyak partai yang paka hati nurani," pungkas OSO. [ogi]