Nikmatnya Kopi Biji Salak Ali Baba

Usia tidak membuat bapak Richard Daulay bersama istri warga Desa Pulau Beringin Kabupaten Bengkulu Tengah, untuk berhenti berusaha dan berinovasi. Dengan bermodalkan tanah seluas tiga per empat hektare di sekitar rumahnya, bapak dari 3 orang anak ini menanam pohon salak sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga.


Usia tidak membuat bapak Richard Daulay bersama istri warga Desa Pulau Beringin Kabupaten Bengkulu Tengah, untuk berhenti berusaha dan berinovasi. Dengan bermodalkan tanah seluas tiga per empat hektare di sekitar rumahnya, bapak dari 3 orang anak ini menanam pohon salak sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Berkat ketelatenannya, salak yang sejak lama telah ditanam dan dibudidayakannya kini hingga telah membuahkan hasil, salak-salak inilah yang kemudian menghidupi bapak Daulay dan keluarga. Namun tak puas hanya dengan menjual hasil buah salak segar, pak Daulay memutar otaknya untuk memanfaatkan biji salak yang terbuang percuma.

Biji buah salak yang tadinya terbuang percuma, diubah pak Daulay menjadi bahan baku pembuatan kopi. Yaa... kopi biji salak yang diberi nama ALI BABA, produk yang tentunya memiliki nilai ekonomi.

Termotivasi dari pelatihan yang pernah didapatkan, pak Daulay memberanikan diri untuk mencoba membuat dan memasarkan biji kopi salak, dan hasilnyapun tidak mengecewakan, produk kopi biji salak ini pun saat ini telah memiliki cukup banyak peminat.

"Saat itu saya pernah mengikuti pelatihan tentang pembudidayaan salak, mulai dari situ saya mulai berpikir untuk membuat sesuatu yang baru dari hasil salak ini, tidak hanya buah dan bibit dari salak ini yang dapat menambah penghasilan, saya pun mencoba membuat biji salak ini menjadi kopi dan alhamdulillah sampai saat ini sudah banyak yang berminat dan ingin mencoba menikmati kopi biji salak yang saya beri nama Ali Baba," kata pak Daulay.

Membuat kopi biji salak sama halnya dengan membuat kopi pada umunya, biji salak yang telah dikumpulkan kemudian dijemur. Setelah kering, biji salak ini kemudian di sangrai atau digoreng tanpa menggunakan minyak, biji salak di sangrai kurang lebih 2 jam lamanya. Setelah itu biji salak ini ditumbuk hingga halus.

"Cara pembuatan kopi biji salak ini, masih secara tradisional saya lakukan, dengan cara disangrai atau digoreng menggunakan kuali besar, setelah matang biji salak tersebut kemudian ditumbuk sampai hasil hingga menghasilkan kopi biji salak yang berkualitas" terangnya.

Selanjutnya, kopi biji salak yang sudah halus dikemas kedalam kantong kemas yang dibungkus dengan alumunium foil agar dapat bertahan lama, sehingga terjamin kualitasnya.

Cara menikmati kopi biji salak ini pun tidak berbeda dengan kopi pada umumnya, kopi yang berasal dari biji salak ini tinggal diseduh menggunakan air panas dan menambahkan gula sesuai selera.

"Kopi biji salak ini tidak ada bedanya dengan kopi pada umumnya, cara penyajian dan takaran kopinya juga sama sesuai dengan selera kita sendiri," ujarnya.

Menurut pak Daulay, kopi biji salak yang dibuatnya tersebut tidak menimbulkan candu, sehingga dinilai lebih sehat, selain itu juga kopi biji salak ini dapat dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes.

"Tidak perlu khawatir dengan kopi biji salak ini, karena tidak akan menimbulkan efek candu, yang ada kopi biji salak ini bermanfaat untuk kesehatan, terutama bagi para penderita diabetes bisa mencoba sebagai pengganti kopi yang biasanya di konsumsi," tutup pak Daulay.[Y21]