Meski menyatakan kecaman terhadap Rusia atas invasi yang terjadi di Ukraina, NASA tetap berharap kerjasama AS dan Rusia untuk mengembangkan Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) terus berlanjut hingga kontraknya selesai pada 2030 mendatang.
- Pengamat Teknologi: Dokumen Elektronik, Selain Aman dan Efisien Juga Sah di Mata Hukum
- Draf Perpres Media Berkelanjutan Resmi Diserahkan Dewan Pers ke Dirjen IKP
- Thailand Kembangkan Robot AutoVacc yang Dapat Mengekstraksi Lebih Banyak Dosis Vaksin
Baca Juga
Hal itu disampaikan Administrator NASA Bill Nelson saat menampilkan misi ruang angkasa Artemis II di Ottawa, Kanada pada Selasa (25/4).
Dalam pemaparannya, Nelson menggarisbawahi sejarah kolaborasi AS dan Soviet di ruang angkasa selama Perang Dingin. Ia berharap itu dapat berlanjut secara profesional dengan Rusia meskipun perang Ukraina masih terjadi.
"Kami benar-benar bertentangan dengan agresi Presiden Putin.Tetapi kolaborasi di ISS harus berlanjut dengan cara yang sangat profesional antara astronot dan kosmonot tanpa hambatan," kata Nelson, seperti dimuat Reuters.
Sejak perang Ukraina meletus pada Februari lalu, kerja sama ruang angkasa Amerika-Rusia menjadi semakin diragukan kelangsungannya.
Pada Juli tahun lalu, Direktur Jenderal Badan Antariksa Rusia Roscosmos Yuri Borisov mengejutkan NASA dengan rencananya menarik ISS pada 2024.
Tetapi sehari kemudian NASA mengatakan Roscosmos ingin melanjutkan kemitraan tersebut kembali sesuai jadwal.
Diluncurkan pada tahun 1998, ISS berada di bawah kemitraan yang dipimpin AS-Rusia yang juga mencakup Kanada, Jepang, dan 11 negara Eropa.
Stasiun luar angkasa lahir sebagian dari inisiatif kebijakan luar negeri untuk memperbaiki hubungan Amerika-Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet.
- Baznas Luncurkan Aplikasi Untuk Masjid Seluruh Indonesia
- Pengamat Teknologi: Dokumen Elektronik, Selain Aman dan Efisien Juga Sah di Mata Hukum
- Draf Perpres Media Berkelanjutan Resmi Diserahkan Dewan Pers ke Dirjen IKP