Nama Bupati Sapuan Dicatut untuk Modus Penipuan

Berikut percakapan Via WA yang mencatut nama Bupati Mukomuko untuk modus penipuan/RMOLBengkulu
Berikut percakapan Via WA yang mencatut nama Bupati Mukomuko untuk modus penipuan/RMOLBengkulu

Penipuan mengatasnamakan Waki Bupati Kabupaten Mukomuko Wasri terjadi. Kejadian ini terjadi pada Sabtu (16/04) malam.


Adapun modus penipuan tersebut seperti dalam percakapan melalui aplikasi WhatsApp (WA), orang yang mengatasnamakan Wabup mengirim pesan menanyakan apakah ia sedang terhubung dengan pengurus Gereja Baptis Tunggal Jaya Kecamatan Teras Terunjam. 

Ia pun mengenalkan diri sebagai Wasri yang merupakan Wakil Bupati Kabupaten Mukomuko. 

Selanjutnya, dalam percakapan itu Ia menyampaikan tujuannya menghubungi untuk menyampaikan amanah dari Bupati Mukomuko Sapuan untuk menyalurkan bantuan berupa dana untuk Gereja Baptis Tunggal Jaya. 

Seperti diceritakan oleh Triyantono yang merupakan Pendeta Gereja tersebut, sebelumnya oknum tersebut menghubungi via telepon untuk meminta nomer rekening dan akan mengirimkan bantuan berupa uang dari Bapak Bupati.

" Saya sempat ngobrol lama, karena dia akan memberikan bantuan berupa uang maka saya langsung memberikan nomer telepon bendahara gereja untuk tindak lanjut karena katanya untuk masalah pertanggung jawaban penyerahan dananya," ungkap Pendeta Tri. 

Sahat yang merupakan bendahara Gereja langsung dihubungi oleh oknum tersebut melalui percakapan WA. Ia mengatakan oknum Wabup tersebut ingin menyampaikan informasi terkait donasi dan pertanggung jawabannya. 

"Dia bilang, saya disuruh buat proposal dan hari senin saya disuruh menandatangi buku yang akan dibawa oleh Bapak Sekda pada saat kunjungan ke gereja. Seketika itu saya percaya dengan adanya bantuan itu. Tapi tidak lama kemudian setelah dia mengirimkan poto struk bukti pengiriman uang sejumlah Rp. 22.500.000, dia WA lagi bahwasanya dia kelebihan Transfer. Yang seharusnya di transfer untuk bantuan gereja itu sebanyak Rp. 15 juta dan sisanya untuk panti asuhan kasih bunda dan minta di transfer balik," cerita Sahat.

"Dan setelah difikir-fikir agak gak masuk akal kok bisa kelebihan transfer, dan ahkirnya kami cek ATM yang tdi sudah di Transfer uang Rp. 22 Juta dan ternyata kosong, barulah kami sadar kalau itu adalah penipuan. Untung saja kami belum terkecoh dan masih sadar kalau itu penipuan. Pesan kami kepada semua masyarakat maupun lembaga agar berhati-hati atas modus penipuan dengan pencatutan nama seseorang, jangan mudah percaya dengan pemberian bantuan dalam bentuk apapun," tutup Sahat. [ogi]