Musim Hujan Waspada DBD! Sudah Ada 104 Kasus Dalam 10 Bulan

Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong, mencatat ada 104 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Lebong sejak Januari 2022. Dengan tingginya kasus DBD, masyarakat diminta untuk mengantisipasi kasus yang lebih banyak lagi, seiring dengan terjadinya musim penghujan.


Kadis Kesehatan Lebong, Rachman mengaku, secara umum di Lebong penyakit yang disebabkan oleh nyamuk dua nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus tersebut menyerang golongan usia muda, yaitu usia 7 hingga 40 tahun.

"Dari laporan yang kita terima periode Januari-Oktober 2022, kasus DBD itu ada 104 kasus," ujar Rachman melalui telepon genggam di Jakarta, Senin (14/11).

Dia menambahkan, adapun 104 kasus itu, yakni terjadi Januari 16 kasus, Februari 9 kasus, Maret 9 kasus, April 14 kasus, Mei 7 kasus, Juni 7 kasus, Juli 8 kasus, Agustus 10 kasus, September 14 kasus, dan Oktober 10 kasus.

"Tertinggi di bulan Januari ada 16 kasus, kedua di bulan Appril dan September 14 kasus, dan Agustus dan Oktober sebanyak 10 kasus," ungkapnya.

Pencegahan penyebaran kasus DBD ini, pihak Dinkes Lebong juga telah melakukannya salah satunya, yaitu fogging.

“Kita sudah lakukan itu (fogging). Begitu ada kasus, teman-teman turun melakukan penyelidikan epidemologi. Pertama dilihat lokus rumahnya itu, kemudian bergeser ke 10 rumah di depan-belakang, hingga kanan-kirinya,” terang Rachman.

Di sisi lain, ia tidak menampik potensi peningkatan kasus DBD. Ia menilai hal ini bisa terjadi seiring memasuki musim penghujan.

Dirinya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan giat memberantas sarang jentik nyamuk. Yaitu dengan gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Menyikat dan Mendaur Ulang Barang Bekas).

"Penyebabnya kan sudah pasti, yaitu adanya genangan yang dijadikan perindukan nyamuk aedes aegypti. Sedangkan untuk nyamuk yang besar itu bisa ditemui seperti di gantungan baju, atau di tempat-tempat lain,” pungkasnya.