MENUJU BENGKULU MARITIM

H. Muchdimon Muchlis
H. Muchdimon Muchlis

Pemanfaatan potensi sektor maritim di Provinsi Bengkulu perlu dilakukan secara professional dan komprehensif sehingga dapat mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Provinsi Bengkuu . Tulisan ini  ini menggali potensi serta strategi pengembangan potensi ekonomi berbasis maritim di Provinsi Bengkulu. Selayaknya dapat dilakukan tiga pendekatan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan yaitu aspek ekonomi, sosial budaya dan lingkungan sebagai satu kesatuan. Ketiga pendekatan tersebut perlu diturunkan dalam bentuk tujuan dan sasaran agar visi besar dari pembangunan berkelanjutan Provinsi Bengkulu dapat tercapai. 

Perlu telaah kembali terkait strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di sektor maritim. Oleh karena itu, penyusunan Pengembangan Ekonomi Berbasis Maritim Provinsi Bengkulu harus dilakukan guna menunjang rencana pembangunan jangka menengah Provinsi Bengkulu. 

Tentunya peningkatan sektor maritim ini juga tidak hanya dari aspek ekonomi semata, tetapi juga mementingkan aspek sosial dan lingkungan, guna mewujudkan pembanguan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu pengelolaan kawasan konservasi laut dan keamanan laut menjadi penting guna keberlanjutan sektor maritim. 

Pemanfaatan potensi sektor maritim di Provinsi Begkulu perlu dilakukan secara professional dan komprehensif sehingga dapat mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Provinsi Bengkulu. Agar dapat terwujud Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional merupakan pekerjaan besar yang perlu didukung dengan kinerja masing-masing sektor perekonomian di Provinsi Bengkulu.  Oleh karena itu sektor maritim perlu membuat perencanaan yang komprehensif dalam mendukung target tersebut karena sektor maritim memiliki peran dalam peningkatan pembangunan Provinsi Bengkulu. 

Selain memiliki kontribusi positif yang cukup tinggi, sektor perikanan juga memiliki permasalahan yang cukup kompleks. Masalah yang umum terjadi yaitu overfishing dan IUU fishing (Illegal, Unreported, Unregulated) atau kegiatan penangkapan ikan secara illegal, tidak dilaporkan, dan tidak mematuhi aturan. Masalah tersebut berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi, masalah lingkungan dan dampak sosial (Fauzi, 2010). Selain permasalahan IUU Fishing, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sektor perikanan adalah permasalahan harga input yang cenderung masih tinggi baik untuk perikanan tangkap maupun budidaya. Harga input yang tinggi diantaranya seperti pakan, benih, dan bahan bakar minyak untuk melaut. , Masalah lain dalam perikanan yaitu degradasi dan pencemaran perairan yang menyebabkan penurunan produktivitas perikanan. 

Fasilitas Penunjang, Kesehatan dan Kemanan Kebutuhan investasi dalam rencana pembangunan sektor berbasis kemaritiman, baik di bidang industry pariwisata, perikanan, transportasi, kuliner, dan transportasi, maka pengelola baik itu pemerintah maupun swasta atau kelompok masyarakat harus memenuhi berbagai hal ketentuan-ketentuan, kriteria-kriteria, dalam memberikan fasilitas bagi pengunjung/wisatawan. Khusus wisata pantai, hal utama yang harus dipenuhi adalah fasilitas kesehatan dan keamanan bagi wisatawan, berikutnya adalah fasilitas umum lainnya. Fasilitas kesehatan sebagaimana yang dimaksud adalah seperti rumah sakit, poliklinik, ambulance, dan lain sebagainya yang didalamnya juga sudah dipenuhi dengan peralatan-peralatan kesehatan dan tenaga medis terlatih yang siap dalam melayani dan menjalankan peran sebagaimana mestinya untuk mengobati para wisatawan ata pengunjung yang sakit akibat aktifitas-aktifitas wisata di suatu kawasan wisata. Fasilitas keamanan yang dimaksud adalah seperti penjaga pantai, penjaga parkir, penjaga pintu masuk dan keluar kawasan wisata, menara pengawas, polisi, dan lain-lain. Terakhir mengenai fasilitas umum lainnya dalam industry pariwisata adalah berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan manusia (pusat perbelanjaan, olahraga, toko cenderamata, dan lain-lain), pusat informasi, trasnportasi, lahan parkir, akses jalan, tempat ibadah, Perbankan, internet, arena bermain, arena rekreasi, dan lain sebagainya. Pemenuhan kebutuhan ini merupakan komitmen sektor pariwisata untuk mewujudkan konsep pariwisata sapta pesona, yang mana terdapat tujuh unsur sapta pesona yang harus dipenuhi, yaitu keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan. 

Tujuan diselenggarakan program sapta pesona adalah untuk meningkatkan kesadaran, rasa tanggung jawab segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat luas untuk mampu bertindak dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pengembangan perekonomian wilayah perlu mempertimbangkan berbagai macam faktor salah satunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting karena berperan sebagai pelaku utama dalam pembangunan perekonomian. 

Salah satu isu utama yang diangkat pada sektor perikanan adalah masih terbatasnya kapasitas sumber daya manusia. Oleh karena itu investasi dalam pembangunan sumber daya manusia akan mendukung upaya pengembangan sektor berbasis kemaritiman. Berdasarkan hasil telaah penulis terhadap dokumen perencanaan dan informasi data sekunder, dijabarkan kebutuhan program yang perlu diinvestasikan oleh pemerintah Provinsi Bengkulu di bidang Sumber Daya Manusia meliputi pengembangan UMKM , kegiatan wisata bahari, peningkatan standar pelayanan wisata dan, peningkatan kapasitas nelayan. 

Industri pengolahan dan pengawaetan perikanan dan biota air di Provinsi Bengkulu nyaris belum ada 

Salah satu faktor yang menjadi penyebab rendahnya pendapatan nelayan adalah penanganan pasca panangkapan yang kurang baik sehingga menurunkan kualitas ikan dan harga jual. Pemenuhan kebutuhan akan es balok penting bagi nelayan. Kualitas ikan sangat cepat menurun jika es batu tidak segera tersedia yang berakibat pada penurunan harga jual, terlebih pada saat hasil tangkapan melimpah. 

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas hasil tangakapan nelayan adalah melalui investasi pengadaan cold storage khususnya bagi nelayan-nelayan kecil. Yang bertujuan untuk menyediakan kebutuhan ruang penyimpanan ikan bagi nelayan tangkap dan pedagang sebelum dipasarkan dengan tujuan supaya kualitas hasil tangkapan serta barang dagangan mereka terjamin selama proses penanganan dan pemasarannya. 

Selain dari aspek teknis produksi, dari sisi input fasilitas pendukung juga perlu diperhatikan salah satunya adalah fasilitas dock untuk kapal nelayan. Dock kapal sangat penting dalam memfasilitasi reparasi kapal. Keberadaan dock kapal pada area yang terdapat banyak nelayan masih minim sehingga perlu ada investasi dalam pengadaan dock kapal. Salah satu jenis yang bisa digunakan yaitu floating dock. Menurut Kiryanto et al. (2013), floating dock merupakan bangunan air sebagai tempat reparasi kapal yang dinilai cukup efisien dalam pembangunannya karena tidak membutuhkan dana yang terlalu mahal. 

pengembangan wisata mangrove juga merupakan salah satu bentuk alternatif wisata bahari yang mempunyai manfaat lebih. Upaya konservasi mangrove salah satunya dapat dilakukan pada zonasi tertentu .  Konservasi mangrove perlu melibatkan masyarakat lokal agar keberlanjutan tanaman mangrove bisa terjaga. 

Pengelolaan Limbah Salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan adalah adanya pencemaran, baik itu pencemaran air, udara, tanah, lingkungan, dan lain sebagainya. Pencemaran itu sendiri terjadi akibat ulah manusia. Beberapa bahan pencemar seperti bahan mikrobiologik (bakteri, virus, dan parasite), bahan organic, bahan non-organik, serta bahan kimi lainnya yang sudah banyak ditemukan (Mason, 1991). Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. 

Keberadaan limbah juga tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, melainkan juga berdampak pada sektor transportasi laut, dan perdagangan hasil laut (ikan). Jika limbah di daerah dermaga kapal laut tidak dikelola dengan baik, makan akan menumpuk dan akan mengganggu kenyamanan penumpang, terlebih lagi jika limbah padat sudah mengendap banyak di lautan, maka akan membahayakan dan merugikan penumpang. Hal ini disebabkan keberadaan limbah padat dilautan itu mengganggu aktifitas penyebrangan kapal di perairan laut. Terlebih jika limbah padat atau cair di daerah tempat pelelangan ikan tidak dikelola, akan mengakibatkan ikan yang dijual di tempat pelelangan ikan menjadi tercemar dan membahayakan konsumen yang berbelanja hasil laut di tempat pelelangan ikan tersebut. 

Prioritas Program Pengembangan Ekonomi Berbasis Maritim Berdasarkan analisis rencana kebutuhan investasi berbasis maritim diatas, terdapat beberapa rekomendasi investasi yang diperlukan dalam rangka untuk meningkatan ekonomi berbasis maritim, diantaranya 1) Infrastruktur; 2) Fasilitas penunjang, kesehatan dan keamanan; 3) Peningkatan kapasitas SDM; 4) Industri perikanan; 5) Transportasi; 6) Komunikasi; 7) Energi terbarukan; 8) Konservasi mangrove; 9) Pengelolaan limbah. Dari delapan rekomendasi investasi tersebut, diperlukan analisis prioritas program pengembangan ekonomi berbasis maritime, dimana analisis ini dapat menunjukkan investasi apa yang paling diprioritaskan dan lebih penting terlebih dahulu untuk dilaksanakan. Analisis prioritas program pengembangan ekonomi berbasis maritime ini menggunakan alat analisis PROMETHEE, dimana dalam analisis ini dibutuhkan penilaian yang diperoleh dari stakeholder terkait.  Pengembangan ekonomi berbasis maritim mulai dari kelompok masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha. Penilaian ini terkait bagaimana masing-masing rekomendasi investasi memiliki dampak untuk mengatasi masalah umum sektor maritime dan kelautan.

Penulis  adalah : Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan Sumber Daya Masyarakat Pesisir