Mengenal Wajah Lebong Melalui Data Statistik

Tahun ini, genap 16 tahun Lebong ditetapkan menjadi daerah otonom, kabupaten mandiri yang terlepas dari belenggu Kabupaten Rejang Lebong. Bagaimana wajah Lebong hari ini?


Tahun ini, genap 16 tahun Lebong ditetapkan menjadi daerah otonom, kabupaten mandiri yang terlepas dari belenggu Kabupaten Rejang Lebong. Bagaimana wajah Lebong hari ini?

Kabupaten Lebong adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Bengkulu. Jumlah penduduk Kabupaten Lebong pada tahun 2019 adalah sebesar 110.996 jiwa.

Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Lebong Utara dengan jumlah 17.780 jiwa, atau dengan presentase 16,62 persen dari total seluruh penduduk Kabupaten Lebong.

Panjang jalan di Kabupaten Lebong 503 kilometer (km), dengan status diaspal 345 km, kerikil 20 km, dan tanah 135 km (data BPS tahun 2019, mungkin saat ini sudah bertambah).
Dari 104 desa dan kelurahan, tercatat ada sebanyak 103 Kepala Keluarga (KK) belum teraliri dari listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN). Masing - masing, 20 KK di Desa Muning Agung, 36 KK di Kelurahan Taba Anyar, 10 KK di Kelurahan Tes, dan 37 KK di Desa Tanjung Bunga 1.

Selain itu, diketahui masih terdapat satu desa, yaitu Desa Sungai Lisai, Kecamatan Pinang Belapis, yang hingga saat ini belum teraliri listrik dari PLN. Hal tersebut karena wilayah desa yang berada dalam kawasan TNKS, sehingga apabila akan dibangun jaringan listrik membutuhkan proses perizinan dari KLHK.

Desa Sungai Lisai tergolong masih 'perawan'. Kawasan ini belum tersentuh sama sekali jaringan listrik PLN maupun jaringan telekomunikasi.

Warga Sungai Lisai hanya memanfaatkan air sungai yang mengalir deras di daerah tersebut sebagai penggerak kincir untuk menghasilkan energi listrik yang multi manfaat, murah, dan ramah lingkungan bagi desa.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa rasio elektrifikasi untuk wilayah Kabupaten Lebong sudah mencapai kisaran 98 persen.

Di sektor pendidikan, jika dilihat data jumlah sekolah (Lebong dalam angka 2018), jumlah SMA ada 10 unit, SMK ada 8 unit, SMP 28 dan SD 81 unit. Sedangkan untuk layanan kesehatan, jumlah rumah sakit baru 1, puskesmas ada 13 unit, apotek ada 4 unit, poskesdes 3 unit, Posyandu 117 unit, dan 23 pustu.

Dari sisi pangan, hingga saat ini pasokan sebagian besar masih bergantung pada kiriman dari Pasar Muara Aman atau daerah lain. Ini disebabkan karena hasil produksi kebun yang musiman. Orang Lebong yang suka bertanam, kerap kesulitan menjual hasil bumi karena minimnya pedagang pengumpul.


Disisi lain, berdasarkan rekapitulasi Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperkan) Lebong, tercatat 15 komoditas perkebunan rakyat yang sudah berproduksi.

Diantaranya, kopi robusta, karet, kelapa sawit, kakao, kepala dalam, lada, cengkeh, aren, kayu manis, pinang, kapuk, kemiri, panili, pala, dan jarak pagar. 

Jika dilihat dari produksi padi di Lebong, luas panen padi 5.662 hektar, produksi padi 27.688 ton (data 2018 BPS). Bahkan, didominasi musim tanam satu (MT1). Mengapa pertanian Lebong sulit maju, saya kira Disperkan Lebong mesti bisa menjawab tantangan itu.


Bagaimana dengan angka kemiskinan di Lebong? dalam beberapa tahun terakhir angka kemiskinan di Lebong terus mengalami trend penurunan. Seperti angka kemiskinan Lebong tahun 2019 kembali mengalami peningkatan, yang sebelumnya tahun 2018 sebesar 11,59 persen atau 13.248 jiwa menjadi 11,77 persen 13.670 jiwa pada tahun 2019.

Angka kemiskinan Lebong sebesar 11,77 persen masih tergolong cukup tinggi. Hal itu jika dibandingkan dengan rata-rata angka kemiskinan secara nasional yang berkisar 9,82 persen.
Meskipun presentase angka kemiskinan meningkat, namun angka pengangguran justru menurun. Angka pengangguran terbuka di Kabupaten Lebong turun dari 3.790 orang atau 6,34 persen di tahun 2018 menjadi 2.573 atau 4,01 persen di tahun 2019.


Meski kondisi Lebong hari ini sudah lebih baik dari 15 tahun lalu, namun kondisi daerahnya masih masuk dalam kategori tertinggal. Seperti ribuan jiwa penduduk di Kecamatan Pinang Belapis harus puas dengan jalan kerikil.

Lambat laun, jalan aspal masih berada dalam mimpi mereka, karena sampai saat ini jalan sepanjang belasan kilometer itu masih jalan kerikil, yang sulit dilalui kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.  Padahal di wilayah itu penyumbang hasil pertambangan seperti emas, batu bara, termasuk kopi, padi, hingga kayu manis.

Walaupun demikian, sejak beberapa tahun terakhir adalah era pembangunan fisik infrastruktur. Tak hanya itu, sebagai wilayah dekat dengan perbukitan tentunya Kabupaten Lebong punya belasan objek wisata andalan yang tak kalah menarik dari wisata Kabupaten tetangga maupun diluar Provinsi Bengkulu.

Penulis : Alexander Jurnalis RMOLBengkulu