Menegangkan, 20 Pasien Berhasil Dioperasi Serentak

Prestasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong menggelar kegiatan operasi gratis penyandang bibir sumbing serentak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lebong, Sabtu (28/4) kemarin patut diapreasiasi.


Prestasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong menggelar kegiatan operasi gratis penyandang bibir sumbing  serentak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lebong, Sabtu (28/4) kemarin patut diapreasiasi. 

Dari 23 pasien yang ditangani, 20 diantaranya berhasil tanpa kematian. Sedangkan, 3 pasien terpaksa batal dikarenakan sakit dan tidak hadir. Begitu disampaikan, kasubbid Analisa dan Pendayagunakan Sarana RSUD Lebong, dr Ari Afriawan kepada Rakyat Merdeka Online (RMOL) Bengkulu.

"Hasil screening 23 pasien layak dioperasi. Namun, tidak semuanya bisa kita operasi. Ada dua pasien anak-anak dalam kondisi kurang sehat dan satu pasien dewasa lagi tidak hadir," kata dr Ari sapaan akrabnya, Minggu (29/4).

Terpisah, pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Lebong, Rachman, mengatakan, 3 pasien yang batal disarankan mengikuti operasi serentak pada bulan Mei mendatang di Kota Bengkulu.

"Kami sering menemukan pasien tidak sekolah hanya karena sumbing bibir. Padahal, mudah dikoreksi (dioperasi). Hanya 30-40 menit koreksi atau operasi selesai. Dengan 30 menit itu sudah mengubah mereka seumur hidupnya," kata Rachman.

Dia menyebutkan ke-23 pasien itu juga ada yang berasal dari Kabupaten tetangga. Saat operasi 5 pasien sudah berusia dewasa, sedangkan sisanya masih balita. Baksos tersebut dijembatani Yayasan Internasional Smile Train Indonesia (STI) .

"Makanya kita serentakkan dengan peringatan Hari Pers Nasional tingkat Provinsi Bengkulu," ungkap Rachman.

Sejak 1999 di dunia dan di Indonesia, lanjut dia, Smile Train memang peduli dengan masalah kesehatan, termasuk dalam penanganan terkait sumbing bibir.

Sejak berada di Indonesia, Smile Train sudah menangani atau mengoperasi lebih dari 53 ribu penderita bibir sumbing.

"Karena itu kami fokus, lebih fokus. Mereka bisa dapat senyum baru dan produktif di lingkungannya dan dihargai. Dengan waktu kurang dari satu jam saja sudah mengubah masa depan mereka," demikian Rachman. [ogi]