Macet Mudik 2022: Oligarki...

Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

KEUNTUNGAN pemilik Tol saat mudik 2022 diduga meningkat sampai Rp 15-20 triliun hanya di saat mudik selama 7 hari saja.

Begitu banyak kemacetan panjang dan lama yang terjadi hingga menimbulkan keresahan bagi para pemudik. Beberapa strategi pun digunakan seperti one way dan contra flow tapi ternyata belum berhasil mengurai kemacetan.

Dengan diberlakukannya one way yang diharapkan dapat mengurai kemacetan, ternyata menimbulkan masalah lain seperti yang terjadi di Tol Cipularang.

Pemudik ke arah Jakarta tertahan selama 12 jam hingga menimbulkan protes dari pemudik dengan menutup jalan sehingga kemacetan parah terjadi.

Lebih parah lagi, kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Merak hingga 19 jam, kemacetan tersebut sempat menimbulkan pemudik pingsan.

Janji pemerintah bahwa jika kemacetan sudah sampai 1 KM akan digratiskan ternyata tidak ditunaikan. Tentu saja masyarakat bisa menuntut janji tersebut secara hukum.

Pemerintah tidak punya keberanian untuk menggratiskan tol padahal ini sangat penting untuk bisa menghilangkan antrian-antrian yang terjadi di gerbang tol.

Alasan tol belum gratis adalah pemerintah diduga ingin pengusaha tol meraup untung besar saat lebaran 2022.

Jika diperkirakan jumlah pengendara yang menggunakan jalan tol sebanyak 30 juta mobil dan seandainya direratakan biaya tol Rp 250.000 maka pendapatan tol berkisar Rp 7,5 triliun sekali jalan. Jika pulang pergi maka pendapatan dari tol ini bisa mencapai Rp 15-20 triliun.

Tapi semestinya kepentingan masyarakat dalam hal ini adalah pemudik harus lebih diprioritaskan. Mereka butuh solusi. Dengan keresahan dan ketidaknyaman mereka saat mudik sangat berpengaruh kepada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Ini terbukti dengan luapan-luapan kekesalan masyarakat yang bisa kita lihat di media sosial.

Ini membuktikan bahwa pemerintah lebih pro kepada para oligarki pengusaha tol yang akan meraup keuntungan yang besar dari para pemudik.

Sementara tol macet, BBM naik, lebih boros, rakyat terisap dana dan energinya karena pengelolaan mudik yang tidak tepat dan efisien. Dengan kemacetan yang sedemikian panjang tentunya penggunaan BBM menjadi lebih besar.

Melihat penderitaan para pemudik yang mengalami kemacetan tentunya sebagai bentuk tanggung jawab moral, Jasa Marga dan pengusaha tol lainnya harus memperbaiki dan meningkatkan pelayanan dengan memperbaiki jalan yang bergelombang, fasilitas rest area yang nyaman, jarak rest area yang diatur untuk memudahkan istirahat dan toilet.

Pemerintah sebenarnya punya power yang besar untuk mengatur ini semua menjadi lebih mudah. Pemerintah bisa menetapkan aturan berdasarkan kondisi tertentu agar tol gratis yang harus dipatuhi oleh perusahaan-perusahaan tol.

Pemerintah bisa berdialog dengan para pengusaha tol untuk hal ini. Jika ada perusahaan tol yang tidak mau ikut aturan pemerintah, maka diancam tegas.

Pemerintah tentunya bisa mencontoh kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Malaysia yang berani menggratiskan tol untuk pemudik lebaran.

Tentu saja hal ini sangat membahagiakan rakyatnya sehingga mereka bisa spend uang mereka untuk keluarga, dan mereka punya lebih banyak waktu untuk kebersamaan dengan keluarga karena tidak menghabiskan banyak waktu di jalan karena macet.

Dan dengan digratiskannya jalan tol, tentunya akan membuat perputaran uang di daerah menjadi meningkat.

Di tengah keluh-kesah dan sumpah-serapah yang muncul dari para pemudik tiba-tiba muncul hasil survei yang menyatakan bahwa kepercayaan masyarakat kepada Presiden Jokowi semakin menguat. Tentunya hasil survei ini akan sulit dipercaya validitasnya.

Pemilik tol yang diduga sangat bahagia dari tol yang macet dan berbayar saat mudik 2022 adalah BUMN Karya dan  pemilik tol swasta, di antaranya adalah Edwin Soeryadjaya dan Saratoga Grup, Astra Tol Grup, Yusuf Hamka Pemilik Tol PT CMNP dan BUMN Karya Group seperti Jasa Marga, Waskita, Hutama Karya, dll.

Ini perusahaan tol yang mendapatkan keuntungan jalan tol macet saat mudik 2022:

PT Astra Infra Toll Road (EDWIN Soeryadjaya-Saratoga) melalui Jalan Tol Tangerang-Merak Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Tol Cipali).

PT Astra Tol Nusantara  (EDWIN GROUP) melalui Jombang-Mojokerto Jalan Tol Jombang-Mojokerto PT Jasa Marga Surabaya Mojokerto Jalan Tol Surabaya-Mojokerto.

PT Jasa Marga (Persero): Jalan Tol Jakarta-Tengerang Jalan Tol Jakarta-Cikampek Jalan Tol Palimanan-Plumbo Kanci (Tol Palikanci) Jalan Tol Jakarta-Bogor Ciawi (Tol Jagorawi) Jalan Tol Cawang-Tomang-Grogol-Pluit Jalan Tol Prof. Dr Sedyatmo (Tol Bandara Soekarno-Hatta) Jalan Tol Pondok Aren-Ulujami Jalan Tol Semarang Seksi ABC Jalan Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang Jalan Tol Surabaya-Gempol Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa JORR (W2-E1-E2-E3)

PT Hutama Karya (Persero) Jalan Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang Jalan Tol Pematang Panggang-Kayu Agung Jalan Tol Pekanbaru-Kandis-Dimai Jalan Tol Akses Tanjung Priok Jalan Tol Medan-Binjai Jalan Tol Palembang-Indralaya Jalan Tol Bakauheni-Termanggi Besar Jalan Tol Pekanbaru-Padang Jalan Tol Indrapura-Kisaran Jalan Tol Sigli-Banda Aceh JORR S

PT Citra Marga Nusaphala Persada (Jusuf Hamka, CMNP): Jalan Tol Cawang-Tj Priok-Ancol Timur-Jembatan Tiga/Pluit

PT Jakarta Lingkar Barat Satu Jalan Tol JORRW1 PT Marga Lingkar Jakarta JORR W2 Utara PT Jakarta Toll Road Development 6 Ruas Tol Dalam Kota PT. Cimanggis-Cibitung Toll Ways Jalan Tol Cimanggis-Cibitung PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways Jalan Tol Cibitung-Cilincing.

PT Trans Lingkar Kita Jaya Jalan Tol Cinere-Jagorawi PT Citra Waspphutowa Jalan Tol Depok-Antasari PT Marga Sarana Jabar Jalan Tol Bogor Ring Road PT Kresna Kusuma Dyandra Marga Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Tol Becakayu) PT Cinere - Serpong Jaya Jalan Tol Serpong-Cinere.

PT Trans Bumi Serbaraja Jalan Tol Serpong-Balaraja PT Bintaro Serpong Damai Jalan Tol Serpong-Pondok Aren PT Marga Trans Nusantara Jalan Tol Kunciran-Serpong PT Wijaya Karya Serang Panimbang Jalan Tol Serang-Panimbang

PT Jasa Marga Kunciran Cengkareng Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper- Kunciran. PT Trans Jabar Tol Jalan Tol Ciawi-Sukabumi PT Citra Marga Lintas Jabar Jalan Tol Soreang-Pasir Koja PT Citra Karya Jabar Tol Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Tol Cisumdawu).

PT Semesta Marga Raya Jalan Tol Kanci-Pejagan PT Pejagan Pemalang Tol Road Jalan Tol Pejagan-Pemalang PT Pemalang Batang Tol Road Jalan Tol Pemalang-Batang PT Jasa Marga Semarang-Batang Jalan Tol Semarang-Batang.

PT Trans Marga Jateng Jalan Tol Semarang-Solo PT Jasa Marga Solo Ngawi Jalan Tol Solo-Ngawi PT Jasa Marga Ngawi Kertosono Kediri Jalan Tol Ngawi-Kertosono.

PT Astra Tol Nusantara Jombang-Mojokerto Jalan Tol Jombang-Mojokerto PT Jasa Marga Surabaya Mojokerto Jalan Tol Surabaya-Mojokerto.

PT Jasa Marga Gempol Pasuruan Jalan Tol Gempol-Pasuruan Baca juga: Bukan Rp 10,8 Triliun, Ini Investasi Waskita di Tol Cibitung-Cilincing PT Jasa Marga Pandaan Tol Jalan Tol Gempol-Pandaan PT Margabumi Matraraya Jalan Tol Surabaya-Gresik PT Citra Margatama Surabaya Jalan Tol SS Waru-Juanda (Waru-Juanda Interchange).

PT. Waskita Bumi Wira Jalan Tol Krian-Legundi Bunder-Manyar PT Jasamarga Bali Tol Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Tanjung Benoa PT Jasamarga Kualanamu Tol Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi PT Jakarta Toll Seksi Empat Jalan Tol Makassar Seksi IV PT Bosowa Marga Nusantara Jalan Tol Ujung Pandang Tahap I

PT Jasa Marga Manado-Bitung Jalan Tol Manado-Bitung PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol Jalan Tol Pasuruan-Probolinggo PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.

PT Jasa Marga Japek Selatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan PT Jasamarga Pandaan Malang Jalan Tol Pandaan-Malang PT Jasamarga Balikpapan Samarinda Jalan Tol Balikpapan-Samarinda PT Waskita Sriwijaya Tol Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.

PT Hutama Marga Waskita Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat PT PP Semarang Demak Jalan Tol Semarang-Demak PT Jasamarga Jogja Bawen Jalan Tol Yogyakarta-Bawen PT Jogja Solo Marga Makmur Jalan Tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon Progo.

Pakar Kebijakan Publik dan CEO Narasi Institute