Kualitas Liga 3 Piala Gubernur Dikritik PSSI Mukomuko

RMOLBengkulu. Laga lanjutan liga 3 Piala Gubernur Bengkulu 2019 yang digelar PSSI Provinsi Bengkulu, mempertemukan PS Mukomuko melawan Bengkulu Raya di Lapangan Pesantren Pancasila Bengkulu, Senin (30/9) kemarin diwarnai ketegangan.


RMOLBengkulu. Laga lanjutan liga 3 Piala Gubernur Bengkulu 2019 yang digelar PSSI Provinsi Bengkulu, mempertemukan PS Mukomuko melawan Bengkulu Raya di Lapangan Pesantren Pancasila Bengkulu, Senin (30/9) kemarin diwarnai ketegangan.

Sejak menit awal, benih-benih ketegangan sudah terlihat saat wasit dinilai tak baik dalam memimpin jalanya laga. Protes tidak saja terjadi didalam lapangan oleh pemain. Official tim juga tidak ketinggalan ikut berteriak dari pinggir lapangan.

Ketua Askab PSSI Kabupaten Mukomuko Faizal, mengungkapkan kekecewaan terhadap wasit yang dinilai tidak profesional dan buruk dalam memimpin pertandingan. Pihaknya menyayangkan beberapa keputusan yang cukup merugikan pihaknya.

Misalnya tendangan pinalti PS Mukomuko yang dianulir. sehingga team PS Mukomuko merasa sangat dirugikan.

"Seperti ada intervensi dari tim tuan rumah, ini sangat disayangkan, kedepan diharapkan semuanya bisa lebih transparan lagi terutama wasit yang bertugas," ujar Faizal.

Menurutnya, tidak ada tata tertib, dan tim tidak tahu harus melapor kemana, menyusul tidak adanya komite etik dalam pertandingan tersebut.

"Tapi kita tetap optimis masih bisa masuk ke babak final, melihat hasil pertandingan, peluang untuk menang masih ada, meskipun menjadi runner up," tandas Faizal.

Terpisah, Nofriadi pelatih Ps Mukomuko yang langsung menyaksikan pertandingan mengatakan, hasil pertandingan termasuk sangat memuaskan, hanya saja timnya dirugikan oleh kebijakan wasit.

"Hasilnya memang memuaskan, karena tim kita juga sudah bermain dengan profesional. Kedepan harapannya jika memilih pelatih harus melalui tahap seleksi, dan jangan dijadikan proyek untuk meraup keuntungan," tegas Nofriadi.

Dia menuturkan banyak permasalahan yang terjadi pada liga tersebut. Padahal, menurutnya laga tingkat provinsi itu tidak layak digelar di lapangan seperti itu.

"Seharusnya sarana dan prasarananya sudah sekelas nasional. Bahkan kertas pergantian pemain pun hanya diberikan kertas biasa, sehinga persiapan terkesan tidak begitu matang," pungkas Nofriadi. [tmc]