Komitmen Tiga Pilar Jaga Situasi Kondusif

RMOLBengkulu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong melaksanakan kegiatan apel tiga pilar di aula sekretariat daerah (Setda) Lebong, Selasa (3/7) pagi. Apel yang digelar tersebut berupaya meningkatkan sinergitas antara pemerintah daerah (pemda), TNI dan Polri, dalam menjaga situasi Kamtibmas yang kondusif.


RMOLBengkulu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong melaksanakan kegiatan apel tiga pilar di aula sekretariat daerah (Setda) Lebong, Selasa (3/7) pagi. Apel yang digelar tersebut berupaya meningkatkan sinergitas antara pemerintah daerah (pemda), TNI dan Polri, dalam menjaga situasi Kamtibmas yang kondusif.

Ketua DPRD Lebong, Teguh Raharjo Eko Purwoto, dalam sambutannya menyampaikan, saat ini marak isu serta paham yang tidak jelas, termasuk peredaran paham-paham radikal. Oleh sebab itu, ia menekankan hal ini menjadi tugas bersama untuk disikapi.

"Perlu diketahui bahwa yang dihadapi ini (penganut paham radikal) adalah orang-orang yang sudah mempunyai tujuan. Untuk itu, dalam menghadapinya kitapun harus memiliki argumen untuk disampaikan agar masyarakat jangan sampai mengikuti paham-paham tersebut," ujar Teguh, Selasa (3/7) sore.

Sementara itux Bupati Lebong, Rosjonsyah, menambahkan, tiga pilar tidak dapat dipisahkan. Apabila tiga pilar ini rapuh, maka negara akan rapuh. Sebab, ada tiga unsur yang mengetahui permasalahan di lapangan, yaitu Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Kepala Desa. Inilah yang harus dirangkul untuk menjaga keutuhan NKRI.

"Saat ini sudah banyak serangan dari luar dalam bentuk non fisik, seperti narkoba, alkohol, dan berita hoax. Tujuannya adalah untuk melemahkan generasi muda. Jika generasi muda berhasil dilemahkan, Indonesia akan mudah terporak-poranda," kata Bupati.

Selanjutnya, Kapolres Lebong, AKBP. Andree Ghama Putra, mengungkapkan, radikalisme yang dimaksud adalah paham yang menginginkan perubahan sosial politik dengan cara yang drastis termasuk dengan kekerasan. Kegiatan ini bertujuan merubah tatanan dan nilai yang sudah ada.

"Kriteria radikal diantaranya adalah memiliki keyakinan ideologi fanatik untuk memperjuangkan pergantian tatanan nilai, dalam kegiatannya sering menggunakan aksi-aksi kekerasan, mempunyai ikatan kelompok yang kuat dan ciri-ciri penampilan serta ritual yang khas," jelasnya.

Selain itu, Dandim 0409/Rejang Lebong, Letkol. Kav. Budi Wirman, juga mengatakan, terorisme bisa dilakukan oleh organisasi (organized crime) ataupun pribadi (lone wolf). Pola rekrutmennya adalah melalui media sosial, propaganda di tempat ibadah secara terbuka ataupun tertutup dengan alasan penggalangan dana, propaganda di lingkungan akademisi/sekolah, serta bisa juga terinspirasi dari napi-napi terorisme di lapas.

"Indonesia berada di posisi strategis antara hegemoni Cina dan Amerika Serikat. Saat ini Cina sudah mengekspansi ekonomi, terbukti dengan tingginya angka utang AS terhadap Cina. AS dan Cina saat ini berebut perhatian Indonesia. Mereka menimbulkan adu domba, termasuk penyebaran paham radikal untuk memecah-belah Indonesia," ujarnya.

Pantauan RMOL Bengkulu, apel dipimpin Bupati Lebong, Rosjonsyah, didampingi Ketua DPRD Lebong, Teguh Raharjo Eko Purwoto, Sekda Lebong, Mirwan Effendi, Kapolres Lebong, AKBP. Andree Ghama Putra, Dandim 0409/Rejang Lebong, Letkol. Kav. Budi Wirman, Kajari Lebong, Prihatin, dan Ketua Pengadilan Negeri Tubei, Fajar Kusuma Aji, serta diikuti seluruh jajaran Pemda Lebong, TNI, dan Polri. [ogi]