Harimau Sumatera selama hampir satu minggu dikabarkan belakangan menghantui masyarakat di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Mulai dari penampakan jejak kaki mirip harimau, hingga ada yang melihat secara langsung hingga mengabadikan melalui video.
- Provinsi Apresiasi Hasil Kerja TP PKK Lebong Berkontribusi Positif Turunkan Stunting di Lebong
- Jalan Dikeruk, Jalur Lintas Lebong-Rejang Lebong Putus
- Polri Bakal Bangun Mako Brimob di Seluma
Baca Juga
Bicara tentang Harimau Sumatra, tentu tidak akan lepas dari legenda yang hidup bersama masyarakat. Cerita rakyat dan mitos akan kehidupan sang raja hutan di beberapa daerah di Sumatra, memang kadang melekat.
Bagi masyarakat Sumatra yang tinggalnya berdampingan dengan hutan, interaksi dengan harimau memang tidak bisa dihindarkan. Dari sebuah legenda, hubungan antara manusia dan harimau mengandung dimensi spiritual, yang dipercaya jika muncul maka ada pesan spiritual.
Ketua Badan Musyawarah Adat (BMA) Kabupaten Lebong, Nedi Aryanto Jalal menceritakan, para harimau jelmaan akan menampakkan diri bila kondisi masyarakat sedang kurang baik atau sedang dalam kondisi panas.
"Mereka juga akan menyerang hewan peliharaan dan memakannya sebagai peringatan kepada warga," ceritanya mengutip cerita para pendahulu, Jum'at (28/4) siang.
Tak hanya pada situasi kurang baik, harimau juga biasa menampakkan diri sebagai teguran. Oleh karena itu, cerita tentang warga bertemu harimau sudah dianggap lumrah.
Namun, dia mengaku, tak ada cerita soal harimau yang melukai atau membunuh manusia. Warga tidak menilai harimau sebagai masalah atau musuh.
"Itu teguran, dan pertanda muncul masalah," ungkapnya.
Untuk itu, ia mengajak, seluruh masyarakat dan stake holder terkait di Lebong untuk kembali menjunjung tinggi moral dan adat istiadat di daerah itu.
Terlebih dirinya sangat menyayangkan berbagai peristiwa tidak bermoral heboh atau viral di tengah masyarakat beberapa hari terakhir ini. Mulai dari beredarnya video syur 8 detik, hingga video wikwik sesama pasangan jenis.
"Menyimak informasi yang berkembang di media sosial dengan kami, beredar video tidak bermoral dan harimau turun ke desa. Mungkin ini teguran untuk kita," ucapnya.
Lebih jauh, ia meminta untuk seluruh anak kutai di daerah itu memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak menshare video yang tengah meresahkan masyarakat tersebut.
"Ini adalah aib dan musibah kita bersama. Kita berharap kepada rajo (bupati, red) kita agar mengambil tindakan tegas, meminta agar tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan unsur APH sama-sama turun ke lapangan untuk rutin melakukan sosialisasi terkait ini," demikian Ketua BMA.
- KNPI dan KONI Sayangkan Adanya Pembiaran Eksploitasi Anak Dibawah Umur di Hotel
- Ini Syaratnya Jika Ada Pejabat Pemkab Lebong Ingin Ikut PIM III
- Belum Surati OPD, TGR Sudah Dibayar Secara Mandiri