RMOL. Demi membantu sang suami untuk menafkahi keluarga, Puspa Julita (45) warga Jl. Air Sengak, Kelurahan Talang Rimbo Baru, Rejang Lebong tak menghiraukan pandangan miring orang lain terkait profesinya sebagai juru parkir, dia tetap gigih menjalankan tugasnya demi kehidupan yang layak.
- Bidik 2000 Pegawai Honorer Kementerian PUPR, Bank BTN Gelar Akad Perdana KPR Subsidi
- Ini Respon Tiga Kementerian Soal Dugaan Dampak PGE Hulu Lais
- RSUD Kaur Harus Melayani Masyarakat Dengan Baik
Baca Juga
RMOL. Demi membantu sang suami untuk menafkahi keluarga, Puspa Julita (45) warga Jl. Air Sengak, Kelurahan Talang Rimbo Baru, Rejang Lebong tak menghiraukan pandangan miring orang lain terkait profesinya sebagai juru parkir, dia tetap gigih menjalankan tugasnya demi kehidupan yang layak.
Ibu dua anak ini telah menjalani profesi sebagai juru parkir di Jalan Merdeka Kelurahan Air Rambai, Curup Kabupaten Rejang Lebong selama 7 tahun lebih. Profesi suami sebagai buruh bangunan belum cukup memenuhi perekonomian keluarga.
Setiap hari meski panas maupun hujan dia tetap semangat membantu pengendara yang hendak parkir.
Kepada RMOL Bengkulu, Puspa mengungkapkan, sebelum menjalani profesi itu dia hanya mengurus rumah tangga. Hingga saat sang suami mengalami sakit, mengharuskan dirinya bekerja untuk kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah sang anak serta membayar sewa rumah.
"Dulunya suami saya sempat sakit, saat itupula anak saya hendak melanjutkan sekolah usai tamat SMP, kebetulan ada teman yang menawarkan untuk menjaga parkir langsung saya terima," kata Julita saat ditemui saat menjaga lokasi parkiran, Minggu (22/4).
Ketika awal memulai profesi itu, sang anak sempat mendapat cemoohan dari teman sekolahnya terkait pekerjaan sang ibu, hanya saja dia memgungkapkan sang anak justru bangga dan tak malu dengan pekerjaan ibunya yang dinilai lebih mulia dari pada meminta-minta.
Tak hanya itu, diakui Puspa, selama menjalani profesi itu tak sedikit perkataan dari orang lain yang menyakitkan, namun yang paling diingatnya yakni saat ada seorang wanita pengendara motor mengenakan pakaian PNS yang menghina pekerjaannya.
"Ada dulu seorang wanita sepertinya PNS, saat saya menghampirinya dia tidak mau bayar parkir, justru membuang kardus penutup motor dan bilang kalau pekerjaan saya ini haram," kenang Puspa dengan mata berkaca-kaca.
Meski sekian banyak yang memandangnya sebelah mata, namun profesi itu tetap dia jalani, namun bukan berarti dirinya akan menjalani profesi itu selamanya, karena dirinya berkeinginan untuk beralih profesi dengan membuka usaha kecil-kecilan. [nat/izk]
- Tenaga Medis Masih Minim, 10 Tenaga Magang Harapan Baru
- Ada Ribuan Kupon Dibagikan Ke Warga Untuk Belanja Paket Subsidi
- Soal Kasus Pajak Kendis Lebong, Kajari: Perlu Penyelidikan