Jaya Suprana: Mau Ekonomi Tumbuh 10 Persen, Pilih Rizal Ramli Jadi Presiden

Tantangan Indonesia ke depan berpusat pada mengatasi kesulitan ekonomi. Karenanya presiden yang nanti akan memimpin Indonesia harus memahami ekonomi.


 Tantangan Indonesia ke depan berpusat pada mengatasi kesulitan ekonomi. Karenanya presiden yang nanti akan memimpin Indonesia harus memahami ekonomi.

"Kalau mau pertumbuhan ekonomi 10 persen, pilih Rizal Ramli jadi presiden," kata budayawan Jaya Suprana di acara peluncuran buku "Nalar Politik Rente" karya Dahnil Anzar Simanjuntak di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, kemarin (28/2).

Acara peluncuran buku dihadiri sejumlah tokoh antara lain Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, politisi Gerindra yang juga keponakan Prabowo Subianto, Aryo Djojohadikusomo dan Rizal Ramli.

Jaya Suprana mengatakan pernah mewawancarai Rizal yang dikenal sebagai ekonom senior di Jaya Suprana Show awal Januari lalu. Rizal banyak mengungkapkan mengenai kondisi perekonomian Indonesia saat ini, tantangan kedepan dan cara mengatasinya.

"Kalau jadi presiden Rizal Ramli mengatakan bisa memompa pertumbuhan 10 persen dalam 5 tahun berturut-turut," kata Jaya, pendiri Pusat Studi Kelirumologi dan Museum Rekor Indonesia (MURI) dikutip Kantor Berita Politik RMOL.

Banyak kalangan termasuk lembaga survei mendorong figur yang paham ekonomi maju di Pilpres mendatang. Sebab masalah penting yang dihadapi Indonesia adalah bidang ekonomi.

Hal ini lantaran tiga tahun kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla, target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan tidak pernah tercapai. Janji kampanye ekonomi meroket hingga 7 persen namun nyatanya mentok di 5 persen.

Karenanya, Presiden yang paham ekonomi menjadi modal penting untuk membangkitkan perekonomian Indonesia. Ketika ekonomi bangkit, kesejahteraan masyarakat Indonesia akan semakin baik.

Soal kemampuan Rizal tak perlu diragukan. Saat pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Rizal menjabat Menko Ekuin. Dikomandoi Rizal, ekonomi Indonesia ketika itu mengalami peningkatan dari yang awalnya minus 3 persen tumbuh menjadi hampir 6.5 persen.

Ketika itu, hutang negara dan indeks kesenjangan ekonomi berkurang, tidak melakukan impor beras dengan tetap menjaga kestabilan harganya.

Prestasi lain Rizal yang pernah menjabat penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa saat era Gus Dur adalah menaikkan gaji PNS dua kali lipat.

"Negara yang mandiri dalam kebijakan ekonomi punya kesempatan untuk maju lebih hebat. Jepang dan China ekonominya dapat tumbuh di atas 10 hingga 12 persen. Kita bisa juga, kok," kata Rizal dalam satu kesempatan.[nat]