Ini Kronologis Longsor Lebong dan Foto Korban Yang Belum Ditemukan

Banjir bandang dari bukit belerang mengakibatkan tumpukan material berbatuan dan tanah turun menimpa lokasi pengeboran panas bumi yang dilakukan pihak PT.PGE Hulu Lais, tepatnya di klaster (Cluster) A.


Banjir bandang dari bukit belerang mengakibatkan tumpukan material berbatuan dan tanah turun menimpa lokasi pengeboran panas bumi yang dilakukan pihak PT.PGE Hulu Lais, tepatnya di klaster (Cluster) A.

Alhasil, kejadian ini menelan 1 koban tewas atas nama Jon Moris warga Lebong. Sedangkan, ke 4 pekerja dan masyarakat mengalami luka telah dievakuasi dan mendapatkan perawatan di RSUD Lebong dan puskesmas terdekat. Sementara itu, 3 karyawan PT. PGE  dan 1 anak kecil masih dalam proses pencarian.

Adapun daftar karyawan dan warga yang  berhasil di evakuasi, yakni Doris dan istrinya Diana, Selamet, Sartono, dan Jon Moris (26) pekerja subcon PT. PGE yang telah meninggal dunia. Sementara itu, ada 4 korban lagi yang belum di temukan di antaranya Deki  (24) warga Desa Tes anak dari Suhardi, Bito (23) warga Desa Tes anak dari Rudi, Sarnobi (22) anak dari Iskandar, dimana ketiganya bekerja sebagai karyawan PT. PGE yang sedang piket penjagaan malam, sedangkan 1 korban lagi yakni, Anak Doris yang belum diketahui namanya berusia berkisar 3 tahun.

Hal ini diungkapkan, Humas PT. PGE Lukman H.S, bahwa ada alokasi air yang bertekanan tinggi berada di atas bukit yang di perkirakan membuat tumpukan lumpur menghantam lokasi Caster A milik PT. PGE. Dimana ada 9 orang warga dan karyawan berada di lokasi, akibatnya sekitar pukul 04.30 WIB (Kamis, 28/4/2016), 3 petugas PT. PGE diduga berada di dalam box kontainer digunakan sebagai post pemantau Uap sumur beserta 1 anak warga sekitar yang merupakan warga Lebong sedang bertugas di hantam oleh lumpur dan material yang dibawa oleh air bandang dari bukit belerang tersebut.

Sedangkan untuk ke 5 korban sudah berhasil di evakuasi sekitar pukul 07.00 WIB, dimana salah satunya meninggal dunia dan 4 mengalami luka–luka yang sedang di rawat di RSUD Lebong dan Pukesmas Desa Tes kecamatan Lebong Selatan.

“Akulumasi, ada air berupa semacam danau di atas bukit, mungkin hujan terlalu deras yang membuat tekanan air tersebut jebol yang diikuti dengan lumpur, jadi istilahnya Banjir Bandang. Sedangkan dibawah itu ada lokasi kami namanya Cluster A, dimana  ada petugas kami yang sedang bertugas disana yang saat ini belum di temukan,” jelas Lukman.

Sementara itu, Lukman mengatakan, bahwa selama ini pihaknya sudah ada peraturan kerja yang sudah diterapkan. Mengenai musibah bencana ini, ia juga menyebutkan bahwa pihaknya terus melakukan himbauan kepada pekerjanya dimana ada alat pantau dini mengenai cuaca.

“Mengenai cuaca kami ada pantauan dini, jadi kami sudah ada peraturan kerja disini. Apalagi tadi kami sudah bunyikan peringatan,” kata Lukman.

Bahkan, lanjut Lukman, sejauh ini ada 6 cluster lokasi milik PT. PGE, namun yang tertimpa longsor hanya cluster A saja, dimana saat ini telah menelan korban 1 orang meninggal dunia, 4 diantaranya  yang masih di rawat di RSUD dan pukesmas Tes. Sedangkan 4 korban lagi masih dicari oleh pihak keamanan, 3 diantaranya merupakan karyawan PT. PGE sediri.

“Ada 6 cluster di sini, yang tertimpa longsor hanya 1 cluster A saja. Untuk korban yang sudah di temukan 5 orang, 1 meninggal dan 4 masih di rawat. Sedangkan 4 korban lagi belum ditemukan, jadi saat ini kita masih evakuasi,” demikian Lukman.

foto 3 korban yang belum ditemukan

Terpisah, orangtua korban Deki yang masih belum ditemukan mengatakan, bahwa anaknya sudah bekerja 4 bulan di PT. PGE. Ia berharap dalam waktu dekat anaknya berhasil ditemukan oleh petugas evakuasi, apa lagi anaknya ini dikenalnya pendiam dan baik di kalangan masyarakat.

“Iya anak saya, dia sudah kerja baru 4 bulan, anak ini saya kenal pendiam dan baik. Saya berharap dalam waktu dekat anak saya di temukan," ucap Suhardi (64 tahun) kepada wartawan RMOL Bengkulu di lokasi longsor. [CW9]