IMM Bengkulu: Kami Mengutuk Keras Aksi Bom Bunuh Diri

RMOLBengkulu. ‌Terjadinya aksi bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja berbeda di Kota Surabaya, Minggu (13/5) pagi sangat mengiris hati kita semua. Kejadian itu sangat tidak berperikemanusiaan. Dengan memakan sejumlah korban yang tak berdosa, mulai dari anak-anak sampai yang tua.Padahal dalam Pancasila kita sdh termaktub dalam butir 2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.


RMOLBengkulu. ‌Terjadinya aksi bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja berbeda di Kota Surabaya, Minggu (13/5) pagi sangat mengiris hati kita semua. Kejadian itu sangat tidak berperikemanusiaan. Dengan memakan sejumlah korban yang tak berdosa, mulai dari anak-anak sampai yang tua.Padahal dalam Pancasila kita sdh termaktub dalam butir 2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.

"Kami Dewan pimpinan daerah (DPD) Ikatan mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bengkulu sangat mengutuk keras aksi kejahatan tersebut, yang mana dampaknya begitu meresahkan keseluruh masyarakat Indonesia, terkhusus kita di Bengkulu. Dan kami menduga kejadian ini adalah ada skenario upaya oknum-oknum tertentu yang ingin merusak tatanan kesatuan dan persatuan Indonesia atas keberagaman suku, ras dan agama" kata Ketua Umum DPD IMM Bengkulu,Doni Fahlepi, Senin (14/5).

"Kami juga menyampaikan rasa duka yang mendalam atas saudara kami masyarakat Surabaya khususnya masyarakat Kristiani yg menjdi korban dari aksi kejahatan tersebut," lanjut Doni.

Doni juga berharap kepada pihak Kepolisian, Militer, BIN, BNPT maupun stakeholder  untuk segera melakukan langkah-langkah preventif dalam menyikapi kejadian-kejadian terorisme yang ada di negara ini. Sehingga penanggulangan terorisme ini berjalan dengan baik, tanpa harus ada korban yang berjatuhan.

"Karena menurut kami, lebih baik mencegah daripda mengobati, atau lebih kita kenal dengan pribahasa "sedia payung sebelum hujan," ucap Doni.

Apalagi Provinsi Bengkulu merupakan daerah rawan terorisme. Hal tersebut berdasarkan data dari survei dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) beserta sejumlah lembaga lainnya. Dalam survei itu, Provinsi Bengkulu memiliki potensi radikalisme cukup tinggi, yakni 58,58 persen disusul Gorontalo 58,48 persen, Sulawesi Selatan 58,42 persen, Lampung 58,38 persen dan Kalimantan Utara 58,30 persen.

"Maka Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat Bengkulu, untuk bersikap tenang jangqn takut dan resah. Kami juga menghimbau Kepada seluruh tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan seluruh elemen masyarakat untuk sama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa terorisme ini adalah kejahatan yang sangat luar biasa, kejahatan ini adalah dosa besar sesuai denan yang diajarkan dalam agama kita. Mari kita lakukan gerakan melawan terorisme dimulai dari keluarga dan lingkungan kita. demikian Doni. [ogi]
‌