Ilham Bintang: Pers Harus Lebih Unggul dari Netizen

Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Ilham Bintang/Repro
Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Ilham Bintang/Repro

Pesatnya perkembangan dunia digitalisasi menjadi tantangan besar bagi insan pers dalam menyampaikan informasi sesuai kerja jurnalistik. Pers harus lebih unggul dari para netizen.


Begitu pesan Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Ilham Bintang, yang juga merupakan Dewan Juri Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Award 2021 di acara JMSI Award 2021, Kamis (30/9).

Dalam sambutannya, Ilham mengaku senang mendengar bahwa JMSI menggelar lomba karya jurnalistik bagi para wartawan anggota JMSI.

Ilham yang dahulu sering ikut lomba karya jurnalistik ini mengaku selalu mendukung dengan kegiatan-kegiatan lomba karya tulis. Karena lomba karya jurnalistik merupakan wadah untuk berlatih, menambah wawasan bagi para insan pers.

"Saya senang sekali bahwa JMSI meskipun baru berusia dua tahun tapi sudah terpikir untuk memasuki program pelatihan itu. Jadi lomba karya jurnalistik itu harap dibaca sebagai medan latihan untuk mengukur diri mengukur kemampuannya dan mengkoreksi apa-apa yang tidak tepat atau belum," ujar Ilham seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Kamis siang (30/9).

Menurut Ilham, JMSI, PWI, maupun seluruh masyarakat pers Indonesia memiliki tantangan yang sama ketika dunia media digital sudah marak.

"Saya berulang-ulang mengatakan bahwa teman-teman semua JMSI, SMSI, dan sebagainya termasuk PWI, siap-siap menghadapi keadaan yang terburuk, turbulensi yang sangat keras," tutur Ilham.

Karena, kata Ilham, UU Pers yang menjadi payung kegiatan jurnalisme di Indonesia telah menyediakan saluran lain selain cetak dan elektronik. Hal itu tercantum dalam Pasal 1 UU 40/1999 tentang Pers.

"Nah sayangnya lima  tahun terakhir, saluran-saluran itu di media sosial. Apakah itu Facebook, terutama di YouTube dan sebagainya, itu banyak dikuasai oleh bukan wartawan, dan sukses pula mereka. Mereka dapat poin dan dapat koin," terang Ilham.

Ilham pun memberikan contoh YouTuber yang dianggap sukses menyajikan konten, yaitu Deddy Corbuzier yang sebelumnya merupakan seorang ilusionis.

"Makin banyak dia menyajikan konten, kontennya disambut orang baik makin banyak, dan semakin banyak pula orang yang menonton dan itu iklan masuk," terang Ilham lagi.

Apalagi, saat ini ada sekitar 200 juta orang Indonesia yang terhubung di internet. Sehingga, peristiwa apapun akan lebih cepat dikabarkan oleh para netizen.

"Netizen menjadi sebuah entitas yang sangat penting di masa kini. Hanya sayang saja bahwa mereka itu belum mendiklar apakah mereka bekerja menurut prinsip kerja jurnalistik," kata Ilham.

Sehingga, insan pers yang diakui bekerja menurut prinsip jurnalistik seharusnya lebih unggul dibandingkan netizen.

"Lebih unggul, karena akses kita, akses sumber berita kita bagus, hanya saja mungkin militansinya kurang," ucapnya.

Netizen sendiri, menurut Ilham, tidak bisa ditiadakan atau dienyahkan. Karena netizen atau masyarakat juga mempunyai peran di dalam UU Pers. Tepatnya pada Pasal 17 UU 40/1999.

"Bahkan posisinya lebih tinggi dari kita, kenapa? Dia diberi hak oleh UU untuk mengontrol kita, mengawasi kita, mengoreksi kita," pungkas Ilham. dilansir RMOL.ID. [ogi]