Hutan Lemo Nakai di Adopsi

Foto/Repro
Foto/Repro

Adopsi Hutan, merupakan program terbaru Warsi kerjasama dengan Hutan Itu Indonesia dalam upaya menjaga kelestarian hutan berbasis Payments for Ecosystem Services (PES). Program ini bertujuan untuk mempertahankan, menjaga, serta melestarikan ekosistem hutan di kawasan perhutanan sosial di Desa Lemo Nakai di Desa Batu Raja Rejang, Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dengan luas area 1.000 ha, melalui pemberdayaan masyarakat hutan Desa Lemo Nakai.


Program Adopsi Hutan ini, didukung oleh Uniqlo merek pakaian milik fast Retailing Co, Ltd., sebuah perusahaan ritel global terkemuka dari Jepang yang berpusat di Tokyo, dengan ribuan toko yang tersebar di dunia termasuk di Indonesia. Komitmen perusahaan dalam semboyan changing clothes, changing conventional wisdom and change the world (mengubah pakaian, mengubah pemikiran konvensional, merubah dunia) Fast Retailing berdedikasi untuk menciptakan pakaian berkualitas dengan nilai unik dan baru yang diharapkan mampu memperkaya kehidupan orang-orang dimanapun, Uniqlo mewujudkan komitmen mereka dengan mendukung Program Adopsi Hutan Lemo Nakai.

Sebagai bentuk komitmen mereka dalam menjaga hutan Chief Finance Officer Uniqlo Indonesia Shigeru Kumano, bersama Sustainability Lead, Michelle Marietta Secoa berkunjung langsung ke Desa Batu Raja Rejang, yang didampingi oleh KKI Warsi, HII disambut oleh Pemerintah Kabupaten Bengluku Utara, Camat dan kepala desa serta segenap masyarakat Batu Raja Rejang, Rabu, (01/03).

Kunjungan ini disambut baik oleh warga desa dengan menyuguhkan tarian khas daerah, yakni tari Rejang yang merupakan tarian penyambutan. Prosesi penyambutan juga dilanjutkan dengan merobek sirih yang dibawa penari yang menandakan rombongan diterima baik kehadirannya.  Warga desa juga menyajikan makanan-makanan khas Bengkulu Utara sebagai jamuan makan siang.

"Meskipun Uniqlo merupakan perusahaan retail, kami juga harus berpartisipasi dalam melakukan konservasi, jadi kami berkolaborasi bersama HII dan KKI Warsi intuk melakukannya. Ini adalah kali pertama Uniqlo berkolaborasi untuk menjaga hutan. Jadi, saya harap kolaborasi ini dapat berjalan baik dan terus berlanjut", kata  Chief of Finance  Uniqlo Shigeru Kumano.

Selaku perusahaan retail, Uniqlo menyadari bahwa isu lingkungan bukan lagi isu suatu daerah atau suatu negara, melainkan sudah menjadi isu dunia. Fakta bahwa hutan Indonesia merupakan hutan terbesar ke-3 di dunia, membuat hutan Indonesia wajib dilindungi. Untuk itu, Uniqlo ikut berupaya menjaga lingkungan dengan cara adopsi hutan.

“Uniqlo harus lebih dari sekedar merk yang menjual pakaian. Kami tidk mau menjadi baik hanya untuk diri kami sendiri tapi kami juga mau baik terhadap alam, lingkungan, dan juga ingin memotivasi perusahaan lainnya untuk ikut menjaga hutan,”kata Shigeru Kumano.

Hutan Desa Lemo Nakai, merupakan kawasan hutan yang memiliki kekayaan biodiversity tinggi sekaligus sebagai daerah tangkapan air untuk lima sungai yang mengalir di dalam kawasan hutan seluas 1000 ha ini. masing-masing sungai memiliki air terjun, sehingga hutan desa ini diberi nama Lemo Nakai yang artinya dalam bahas Rejang 5 air terjun.

Dalam pertemuan dengan masyarakat Uniqlo mengapresiasi masyarakat yang sudah menjaga hutan dengan baik. Pengelolaan hutan yang baik, tidak hanya dinikmati oleh masyarakat sekitar namun juga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat global dengan udara bersih yang dihasilkan oleh hutan ini. 

“Kami ingin ikut serta menjaga hutan Lemo Nakai. Bukan kami yang luar biasa, tapi warga desa yang luar biasa," tambah Michelle Marietta Secoa, selaku Sustainability Lead Uniqlo Indonesia.

Ancaman dalam penjagaan hutan tidak bisa dipungkiri. Penjagaan hutan tidak akan berjalan baik jika hanya dilakukan oleh satu pihak, melainkan dibutuhkan kolaborasi dari segala aspek.  

"Tantangan dan ancaman dalam penjagaan hutan sangat banyak. Seperti adanya illegal logging. Kita perlu membahas hutan yang ada Indonesia karna sangat berdampak kepada iklim sehingga membuat negara luar ingin turut menjaga hutan," pungkasnya. (rilis)