Heboh! Warga Lihat Penampakan Harimau Di Bukit Resam, TNKS: Jaga Hutan

Pengguna jalan saat mengabadikan gambar salah satu penampakan harimau di Bukit Resam/RMOLBengkulu
Pengguna jalan saat mengabadikan gambar salah satu penampakan harimau di Bukit Resam/RMOLBengkulu

Penampakan Harimau Sumatera masuk dan berkeliaran di sekitar pemukiman warga membuat pengguna jalan mencekam di Kabupaten Lebong.


Peristiwa itu terjadi di perbatasan antara Kabupaten Lebong menuju Bengkulu Utara. Persisnya di kawasan hutan Bukit Resam. Kawasan dibawah pengelolaan KPH Bukit Daun Dinas LHK Bengkulu).

Informasi yang diperoleh di lapangan, salah satu mobil pengangkut muatan beras dari Lebong menuju Bengkulu Utara, melihat harimau loreng tersebut, pada Senin (21/2) sore.

Penampakan satwa dilindungi ini sempat diabadikan melalui kamera ponsel oleh warga tersebut dan kemudian beredar di WhatsApp. Tampak harimau itu sedang berjalan di badan jalan utama jalan lintas Lebong menuju Bengkulu Utara.

Balai Besar Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) melalui Bidang PTN wilayah III Bengkulu-Sumsel dan SMPTN Wilyah VI Bengkulu, Jonathan Sinuhaji didampingi Kepala Resort TNKS Lebong Pestu Doben mengatakan, pihaknya akan turun ke lapangan untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Walaupun wilayah tersebut bukan dibawah tanggungjawab pengelolaan TNKS.

"Terkait dengan kemunculan hewan yang diduga harimau, termasuk foto jejak juga akan kita telusuri,” ucap Ben sapaan akrabnya kepada RMOLBengkulu, pada Senin (21/2) kemarin.

Dia menyebutkan, informasi penampakan harimau di pemukiman warga hampir setiap tahun masuk ke pihaknya.

"Ada pak, apa lagi hutan kita relatip masih baik, hampir tiap tahun ada info harimau yang mendekati desa," sambungnya.

Dia menyatakan, penyebab harimau yang sering muncul di wilayah Bukit Resam itu, karena kawasan hutan tersebut memang habitatnya. Adapun jika harimau itu muncul mendekati pemukiman atau desa biasanya dikarena tempat mencari makan terganggu oleh pembukaan lahan kawasan hutan di daerah ini.

Selain itu harimau tersebut masuk ke ladang dan pemukiman warga di daerah ini juga dipengaruhi marak kegiatan perburuan melalui pemasangan jerat untuk satwa mangsa, maksud masyarakat menjerat kijang dan babi yang merupakan makan utama Harimau.

"Bisa jadi, habitatnya terganggu atau rusak, atau ketersediaan pakan yang kurang di habitatnya. Atau gangguan lain seperti perburuan satwa liar lainnya. Mari bersama kita jaga hutan," ungkapnya.

Ia juga mengimbau kepada warga untuk tidak membuka hutan yang sudah masuk kawasan TNKS serta tidak memburu satwa makanan Harimau Sumatera, sehingga hewan buas yang berbahaya bagi manusia tersebut tidak keluar dari habitatnya.

”Bila ada warga yang melihat lagi, segera laporkan dengan petugas baik TNKS, KPH/DisLHK maupun BKSDA. Diharapkan masyarakat tidak bertindak sendiri karena berbahaya dan bisa mencelakai diri sendiri maupun satwa itu sendiri yang dilindungi undang-undang,” pesannya.